TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan tambang milik negara, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, menggandeng Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dalam program pengembangan pendidikan serta pelatihan bidang energi dan sumber daya mineral.
Kerja sama itu dikukuhkan melalui penandatanganan nota kesepahaman bersama antara Direktur Utama Aneka Tambang Tedy Badrujaman dan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan ESDM Djajang Sukarna.
“Penandatanganan MoU dengan Badiklat ESDM merupakan langkah strategis perseroan dalam rangka menciptakan nilai tambah kepada pemangku kepentingan di dunia pertambangan. Melalui MoU tersebut, PT Aneka Tambang dapat berkontribusi dalam penyediaan infrastruktur yang dapat menunjang implementasi keilmuan pada bidang energi dan sumber daya mineral,” katanya dalam siaran pers yang dikutip pada Sabtu, 30 Mei 2015.
Ruang lingkup kerja sama antara PT Aneka Tambang dan Badiklat ESDM itu mencakup perencanaan strategis dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki kedua belah pihak, konsep pemberdayaan masyarakat, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, serta kegiatan lain untuk menyiapkan sumber daya manusia yang andal.
Kerja sama ini berlaku selama dua tahun dan membuka peluang berdirinya Balai Diklat Tambang Bawah Tanah Mineral pertama di Indonesia, setelah kegiatan pascatambang di tambang emas Pongkor dimulai pada masa mendatang.
Selain tambang emas bawah tanah di Pongkor, Jawa Barat, kerja sama ini juga membuka peluang pengembangan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan pada unit operasi emiten berkode saham ANTM yang lain, seperti pada Unit Bisnis Pertambangan Nikel Sulawesi Tenggara, Unit Bisnis Pertambangan Nikel Maluku Utara, Unit Bisnis Pertambangan Emas, dan Unit Bisnis Pertambangan Bauksit Tayan.