TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan, Bambang Permadi Soemantro Brodjonegoro, optimistis pertumbuhan ekonomi tahun depan yang diasumsikan 5,8-6,2 persen akan tercapai. Optimisme ini disebabkan oleh prediksi pertumbuhan eknonomi global tahun depan mencapai 3,8 persen, atau membaik dari tahun ini 3,1 persen.
“Perkiraan perbaikan ekonomi itu menguntungkan untuk Indonesia,” kata Bambang, di kantor Direktorat Jenderal Pajak, Kamis, 28 Mei 2015. Perbaikan ekonomi global ini yang akan memicu perbaikan kinerja ekspor dan investasi Indonesia. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pun bakal bisa dijaga untuk menopang perekonomian.
Menteri Bambang juga menyoal asumsi inflasi yang dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara 2016 dipatok di 3-5 persen. Angka ini lebih rendah dari outlook 2015 sebesar 4-4,5 persen. Selain itu, bunga Surat Perbendaharaan Negara sebesar 4-6 persen dan nilai tukar rupiah di level Rp 12.800-13.200 per dolar AS. Asumsi-asumsi ini pun telah memperhitungkan suku bunga The Fed yang bakal naik.
Terkait harga minyak mentah yang diasumsikan sekitar US$ 60-80 per barel dan produksi minyak sebesar 830 ribu-850 ribu barel per hari, Bambang menyebutkan, hal tersebut sudah dipertimbangkan secara seksama. “Lifting minyak 2016 berharap banyak pada Blok Cepu yang sudah maksimal pada tahun depan,” tuturnya.
TRI ARTINING PUTRI