TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah berharap peningkatan ekspor ke negara Uni Emirat Arab (UEA) mampu membuka pintu ekspor ke negara-negara di sekitarnya, termasuk ke kawasan Timur Tengah, Afrika, dan Eropa.
Kepala Indonesia Promotion Center Dubai Gusmalinda mengatakan produk-produk khas Indonesia terbukti mampu bersaing untuk menarik minat dari pengusaha-pengusaha di Dubai. Sebagai hub perdagangan untuk kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, pihaknya akan terus berupaya meningkatkan penetrasi perdagangan dan meningkatkan permintaan ekspor.
“Ekspor Indonesia ke UEA diharapkan bisa ditingkatkan, mengingat Dubai merupakan kota hub atau kota penghubung perdagangan antara negara-negara di Timur Tengah, Afrika, dan Eropa,” kata Gusmalinda, Rabu, 27 Mei 2015.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, total perdagangan antara Indonesia dengan Uni Emirat Arab pada periode Januari–Maret 2015 mencapai US$ 830,8 juta. Sektor migas berkontribusi sebesar US$ 185,4 juta dan nonmigas sebesar US$ 654,5 juta.
Dari total perdagangan tersebut, ekspor Indonesia mencapai US$549,4 juta, sedangkan impor Indonesia dari UEA mencapai US$ 281,3 juta. Dari hasil tersebut, Indonesia tercatat memperoleh surplus neraca perdagangan sebesar US$ 268,1 juta.
Produk furnitur dan desain interior menjadi salah satu komoditas yang diharapkan mampu mendongkrak kinerja ekspor RI ke kawasan tersebut. Gusmalinda menyebutkan salah satu peluang untuk meningkatkan ekspor produk furnitur adalah melalui keikutsertaan dalam International Design Exhibition (INDEX) 2015.