TEMPO.CO, Banyuwangi - Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Banyuwangi tahun ini menganggarkan Rp 33 miliar untuk melanjutkan pembangunan terminal penumpang Bandar Udara Blimbingsari. Pemerintah Provinsi mengalokasikan Rp 22,5 miliar, sementara Rp 10,5 miliar sisanya berasal dari anggaran pemerintah Banyuwangi 2015.
“Dana itu untuk melengkapi aksesori, elektrikal, musala dan area parkir di terminal baru,” kata Kepala Dinas Bina Marga Pekerjaan Umum Banyuwangi Mujiono, Rabu, 27 Mei 2015. Pembangunan terminal penumpang baru diperkirakan rampung pada akhir 2015.
Mujiono berharap kontraktor pemenang nantinya bisa menyelesaikan proyek sesuai dengan tenggat. Menurut Mujiono, seluruh material dalam proyek kedua ini tersedia di Indonesia. "Tidak perlu mengimpor."
Dari pantauan Tempo, bangunan terminal baru telah rampung 50 persen. Terminal terdiri atas dua bangunan, yakni untuk penumpang umum dan terminal VVIP, dengan kapasitas total 250 ribu penumpang. Arsitektur bangunan dibuat terbuka dengan modifikasi material dari kayu ulin. Pemerintah Banyuwangi menunjuk arsitek Andramatin untuk mengaplikasikan konsep green airport pada terminal ini.
Pembangunan ini merupakan kelanjutan dari proyek terminal tahap pertama, yang menghabiskan Rp 40 miliar pada 2014 dan dikerjakan oleh PT Nindya Karya Cabang Surabaya. Namun karena pembangunan melebihi tenggat, perusahaan pelat merah itu diminta mengembalikan Rp 5,8 miliar ke kas negara.
Kepala Bandara Blimbingsari Sigit Widodo menjelaskan, terminal baru bisa dioperasikan pada 2016. “Setelah bangunan selesai, pihak bandara harus melengkapi jaringan komputer dan sebagainya.”
Menurut Sigit, terminal lama bandara itu sudah tak mampu lagi menampung penumpang. Jumlah penumpang di Bandara Blimbingsari kini mencapai 34.655 orang per bulan. Jumlah penumpang bisa terus meningkat dengan adanya rencana penambahan frekuensi penerbangan.
IKA NINGTYAS