TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Roy Alexander Sparringa memastikan hasil uji laboratorium lembaganya terhadap sampel beras yang diduga mengandung plastik negatif. Menurut dia, beras sampel yang pernah diuji di laboratorium Sucofindo tidak mengandung unsur plastik.
"Bahwa hasil beras kami negatif dan kedua hasil sample yang dari Sucofindo juga negatif," kata Roy di Kantor Presiden, Selasa, 26 Mei 2015. "Tadi malam seluruh hasilnya negatif."
Baca Juga:
Roy berujar, pada 21 Mei 2015, lembaganya langsung mengontak International Network of Food Safety Authorities Network (INFOSAN) atau lembaga otoritas pangan di bawah World Health Organization (WHO) untuk menanyakan adanya kasus beras plastik yang beredar di negara lain. INFOSAN, ucap Roy, menyatakan sebelumnya kasus beras berbahan plastik tidak pernah ada.
"Jadi, jelas, kami ingin sampaikan masyarakat diimbau tenang," tuturnya. "Karena kasus serupa tidak pernah ada."
Namun Roy tetap menginstruksikan kepada BPOM daerah untuk selalu siaga dan waspada apabila kasus dugaan beras plastik kembali muncul. "Kami menginstruksikan jajaran BPOM di daerah untuk kerja sama dengan lintas sektor Disperindag dan kawal kasus ini. Kami siap menguji jika diduga ada. Sejauh ini tidak pernah ada dilaporkan," katanya.
Roy mengakui terdapat perbedaan hasil uji laboratorium yang dilakukan lembaganya dan Sucofindo. Perbedaan itu, ujar dia, ada dalam baku banding yang tervalidasi prosesnya.
"Kalau mengandung bahan plastik seperti yang dilaporkan di Succofindo, kami juga menguji logam bertanya. Salah satu indikasi ini berhubungan erat. Hasilnya sudah jelas tidak berbeda nyata antara beras sampel dan beras standar," ujarnya.
Kesimpulannya, ucap Roy, tidak ditemukan adanya kandungan plastik atau polimer sintetik dalam sampel beras yang diambil dari sebuah pasar di Bekasi, Jawa Barat, itu. "Jadi laporan kami sudah disampaikan bahwa tidak mengandung plastik."
REZA ADITYA