TEMPO.CO, Jakarta - "Nelayan di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, segera memasuki musim panen karena saat ini telah berada pada awal musim angin timur," kata Ketua KUD Mino Saroyo Cilacap Untung Jayanto.
"Wilayah perairan selatan Jawa Tengah dalam beberapa hari ini sudah memasuki awal musim angin timur sehingga diperkirakan musim panen ikan akan berlangsung mulai akhir bulan Juni atau awal Juli," katanya, di Cilacap, Kamis.
Jika anginnya kencang, kata dia, nelayan tetap saja tidak bisa melaut karena gelombangnya tinggi seperti yang terjadi dalam satu pekan terakhir.
"Meskipun dalam satu pekan terakhir ini terjadi gelombang tinggi, ada nelayan yang tetap melaut secara jolokan atau melaut jarak dekat. Mereka biasanya pergi melaut sekitar pukul 15.00 WIB di saat gelombang tenang dan pulang sekitar pukul 20.00-21.00 WIB," katanya.
Dia mencontohkan TPI Pandanarang, salah satu TPI yang dikelola KUD Mino Saroyo, yang mulai diramaikan dengan aktivitas nelayan melelang ikan hasil tangkapan mereka setiap malam hari.
"Bawal putih cukup bagus, kalau ikan lainnya belum muncul. Paling ikan-ikan kecil atau lembutan di TPI Sentolo Kawat (TPI yang dikelola KUD Mino Saroyo), yang harganya berkisar Rp 3.000-Rp 3.500 per kilogram," katanya.
Sementara untuk harga ikan bawal putih, kata dia, berkisar Rp 75 ribu-180 ribu per kilogram yang bergantung pada ukurannya. "Tapi itu harga lelang," jelasnya.
Dengan datangnya awal musim angin timur, kata dia, nelayan Cilacap memiliki harapan untuk kembali melaut guna mendapatkan ikan sehingga ada penghasilan.
"Saat ini, mereka paling tidak ada pemasukan Rp 600 ribu-700 ribu sekali melaut," katanya.
Salah seorang nelayan, Sarto mengakui, dalam satu pekan terakhir, gelombang di perairan selatan Jawa Tengah cukup tinggi. Dia nekat melaut meskipun secara jolokan.
ANTARA