TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom PT Bank Central Asia Tbk, David Sumual, mengatakan, kendati pertumbuhan ekonomi kuartal I 2015 melambat, pertumbuhan industri pada sektor informasi dan komunikasi tetap melaju.
Moncernya pertumbuhan pada sektor informasi dan komunikasi itu dia sebut sebagai ciri khas demografi ekonomi negara yang sedang berkembang. "Populasi Indonesia besar, sementara penetrasi informasi dan komunikasi masih kecil. Ini keuntungan buat sektor informasi. Sektor itu masih bisa tumbuh sampai double digit," kata David saat dihubungi, Rabu, 6 Mei 2015.
Selasa, 5 Mei 2015, Badan Pusat Statistik merilis angka pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2015 mencapai 4,71 persen. Angka itu melambat dibanding periode sama pada tahun lalu yang mencapai 5,14 persen.
Pertumbuhan tertinggi dari sisi produksi dicapai lapangan usaha informasi dan komunikasi sebesar 10,53 persen. Jasa lainnya juga tumbuh 8 persen, dan jasa keuangan tumbuh 7,57 persen. Adapun pertumbuhan pada sektor pertambangan dan penggalian -2,32 persen.
"Konstruksi juga tumbuh cukup baik. Di kuartal II 2015, infrastruktur bisa tumbuh di atas 7 persen setelah ada belanja infrastruktur pemerintah," ujar David.
Pada sisi pengeluaran, menurut David, kendati konsumsi rumah tangga pada kuartal I 2015 tumbuh 5,01 persen dibanding kuartal I tahun lalu, ada penurunan signifikan dalam konsumsi barang-barang sekunder dan tersier.
Penjualan mobil pada kuartal I 2015 turun 12 persen dibanding periode sama tahun lalu. Adapun penjualan sepeda motor pada kuartal I 2015 turun 19 persen dibanding periode sama tahun lalu. Untuk sektor properti, kata David, juga turun dan tercermin dari menurunnya angka penjualan semen sepanjang kuartal I 2015.
"Semenjak ada kebijakan loan to value (aturan pembatasan besaran kredit) untuk kredit pemilikan properti, itu mendorong perlambatan," tutur David.
KHAIRUL ANAM