TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara mengatakan melambatnya pertumbuhan kuartal I 2015 dapat mengerek turun pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun. Pertumbuhan ekonomi bisa mengarah ke batas bawah kisaran 5,4-5,8 persen.
Pencapaian tingkat pertumbuhan ini akan dipengaruhi seberapa besar dan cepat realisasi berbagai proyek infrastruktur yang direncanakan pemerintah. “Selain itu konsumsi harus dijaga tetap kuat dan perbaikan eskpor yang gradual,” kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa, 5 Mei 2015.
Tirta menambahkan, pelemahan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2015 terutama didorong melemahnya kinerja beberapa komponen permintaan domestik. Seperti konsumsi lembaga nonprofit, konsumsi pemerintah, dan investasi pada sektor bangunan.
Pelemahan pada konsumsi pemerintah terjadi akibat belum optimalnya penyerapan belanja. Terutama terkait dengan APBN-P 2015 yang baru disahkan dan belum terealisasinya belanja pada sepuluh kementerian dan lembaga yang baru.
"Penurunan yang terjadi pada pertumbuhan konsumsi lembaga nonprofit terutama akibat lebih rendahnya belanja pada periode ini dibandingkan periode sama tahun lalu yang sangat besar dengan adanya belanja pemilu (base effect)," katanya.
Pada investasi bangunan, pelemahan diakibatkan oleh masih adanya sikap wait and see sektor swasta dan masih belum berjalannya proyek-proyek pemerintah. Di sisi eksternal, kinerja ekspor juga menurun sejalan dengan masih lemahnya permintaan dan turunnya harga komoditas dunia. Sementara itu, pertumbuhan impor mengalami penurunan cukup dalam sejalan dengan melemahnya perkembangan permintaan domestik.
Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan mulai kembali meningkat pada triwulan II 2015. Pengeluaran pemerintah diprediksi akan meningkat mulai triwulan II 2015 dan seterusnya sehingga menjadi stimulus bagi pertumbuhan ekonomi.
Menurut Tirta, pertumbuhan investasi diperkirakan meningkat pada triwulan II-2015 dan triwulan-triwulan berikutnya seiring dengan semakin meningkatnya belanja modal pemerintah pada proyek-proyek infrastruktur. Hal ini sejalan dengan pemantauan kemajuan tahapan konstruksi dari berbagai proyek infrastruktur yang ada.
Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi triwulan I 2015 sebesar 4,71 persen dibandingkan periode sama tahun lalu 5,21 persen. Jika dibandingkan dengan kuartal IV, 2014, angka pertumbuhan ekonomi turun 0,18 persen.
Setidaknya ada tiga penyebab utama melambatnya ekonomi triwulan I 2015. Kepala Badan Pusat Stastistik Suryamin mengatakan negara mitra dagang utama Indonesia juga mengalami perlambatan ekonomi. Cina mengoreksi pertumbuhan ekonominya dari 7,4 menjadi 7,0 persen. Begitu juga dengan Singapura yang mengoreksi pertumbuhan ekonominya dari 4,9 menjadi 2,1 persen.
Selain itu, masih melemahnya harga minyak dunia juga masih berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Penyebab terakhir melambatnya ekonomi adalah kinerja ekspor dan impor yang turun pada kuartal I 2015 jika dibandingkan dengan 2014.
TRI ARTINING PUTRI