TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Eduardus Cornelis William Neloe, pagi ini, Selasa, 5 Mei 2015, tutup usia. Berdasarkan pesan masuk yang diterima Bisnis.com, E.C.W. Neloe meninggal pada pukul 08.30 WIB di RS Medistra, Jakarta.
Pria kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan, ini meninggal dunia pada usia 71 tahun. Neloe merupakan Direktur Utama Bank Mandiri pada 2000 sebelum digantikan jabatannya oleh Agus Martowardojo—kini Gubernur Bank Indonesia—pada 2005.
Neloe mengawali kariernya di dunia perbankan dengan bekerja sebagai staf administrasi pembukuan di Bank Dagang Negara pada 1966. Dia pernah menjadi Chief Representatif BDN dan Managing Director Staco International Limited, Hong Kong, pada 1987-1990.
Selama itu pula, Neloe mengikuti kursus perbankan dan manajemen, seperti East Asian Leadership di Harvard University Boston, Amerika Serikat, pada 1995 dan The Pasific Rim Bankers Program di University of Washington di Seattle, AS, tahun 1990.
Jabatan sebagai Direktur Bank Dagang Negara diperolehnya pada 1991-1998. Kariernya yang terus gemilang membuatnya dipercaya memimpin Bank Mandiri menggantikan Robby Johan. Neloe menjadi Direktur Utama Bank Mandiri pada 2000-2005.
Kala itu, Bank Mandiri merupakan bank hasil megamerger empat bank pelat merah, yaitu BDN, Bank Exim, Bapindo, dan BTN. Dengan merger, Bank Mandiri tercatat memiliki total aset Rp 262 triliun, pendapatan bersih Rp 1,17 triliun, dan dengan ROE (return on equity) 38,09 persen.
Bank Mandiri selama dipimpin Neloe meraih penghargaan lokal dan internasional karena memiliki kinerja yang menggembirakan, antara lain Best Bank Awards 2002 dan Best Trade Finance Bank 2002 dari majalah Global Finance, New York; Country Awards for Achievement 2002 dari majalah Finance Asia, Hong Kong; Bank of The Year 2002 dari majalah The Banker, London; serta penghargaan Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA) 2002.