TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perdagangan berharap bisa membuka pasar baru dan meningkatkan nilai ekspor Indonesia ke Eropa, Selasa, 28 April 2015. Kementerian menargetkan angka ekspor Indonesia ke benua itu dapat mencapai US$ 458,8 miliar pada 2019. Untuk mencapai target itu, sejumlah upaya mulai dilakukan.
Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan Ari Satria mengatakan Kementerian tengah menyusun strategi pendekatan pasar ekspor ke Eropa. Salah satunya dengan mempertahankan pasar yang telah dibangun, baik tradisional maupun nontradisional. "Kami juga akan memperluas pasar baru serta meningkatkan ekspor produk bernilai tambah," kata dia.
Struktur produk ekspor akan diubah dari 37 persen produk manufaktur dan 63 persen produk primer, menjadi 65 persen manufaktur dan 35 persen primer. Angka ini ditentukan sesuai dengan kebutuhan impor dunia yang besar di produk manufaktur. Kementerian juga akan memaparkan keinginan Indonesia dalam kerja sama ekonomi. Eropa diharapkan akan menjadikan tanah air sebagai basis produksi global bagi industri Uni Eropa. "Kami juga akan menawarkan kerja sama yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak," katanya.
Indonesia harus bergerak cepat karena persaingan semakin ketat dan kompleks. Selain berhadapan dengan negara-negara ASEAN lain, Indonesia juga menghadapi peningkatan jumlah hambatan nontarif yang diterapkan Uni Eropa.
Besok rencananya Kementerian akan mengirim delegasi ke Eropa guna menjalankan misi dagang. Penetrasi dagang yang akan dilakukan pada 29 April-4 Mei itu akan mengunjungi sejumlah negara seperti Denmark, Italia, dan Polandia. Selama misi dagang, Kementerian akan melakukan diplomasi, promosi, dan investasi perdagangan. Selain itu, ada juga pertemuan bilateral antara Menteri Perdagangan dan para menteri yang membidangi ekonomi dan perdagangan di negara-negara tujuan. Turut serta diajak 36 orang delegasi bisnis Indonesia dari berbagai bidang, seperti makanan olahan, tekstil dan produknya, kelapa sawit dan turunan, besi dan baja.
URSULA FLORENE SONIA