TEMPO.CO , Jakarta: Terbukanya pintu kerja sama resiprokal perbankan antara Indonesia dan Korea Selatan tak menggugah minat Bank Mandiri. Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan lebih berfokus ke pasar dalam negeri.
"Buka cabang di luar kan butuh biaya yang cukup besar," ujar Budi di kantornya, Jumat, 24 April 2015. Berkaca pada Bank Negara Indonesia, dibutuhkan sekitar US$ 100 juta untuk membuka cabang di Negeri Ginseng.
Menurut Budi, Bank Mandiri lebih berfokus menyiapkan sumber daya manusia dan finansial untuk pasar dalam negeri. Pertumbuhan kredit menjadi salah satu fokus Bank Mandiri ke depan. Salah satunya adalah kredit infrastuktur, mikro, dan makro.
Kalau pun membuka cabang di luar negeri, Bank Mandiri lebih berfokus di Singapura dan Malaysia. "Itu kan sudah komitmen dari dulu, kita tinggal tunggu izin keluar," kata Budi.
Seperti diketahui, Bank Mandiri sudah lima tahun mengajukan izin di kedua negara tersebut. Namun belum juga terealisasikan.
Menurut Budi, kabar baik baru terdengar dari Malaysia. Negeri Jiran telah memberikan lampu hijau untuk Bank Mandiri membuka cabang.
Dalam waktu dekat, Budi akan mengirimkan tim ke Malaysia untuk melihat sejauh mana peluang penetrasi Mandiri terbuka untuk membuka cabang atau hanya sekedar membuka ATM.
Saat ditanya berapa jumlah cabang yang diinginkan, Budi berkata,"Tergantung izinnya nanti memperbolehkan kita buka berapa cabang."
Sedangkan di Singapura, Budi mengatakan masih menemui jalan buntu.
ANDI RUSLI