TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina merencanakan untuk menjual bahan bakar baru dengan oktan 92 yang dinamai Pertalite. Tetapi Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno meminta Pertamina untuk tak buru-buru mengeluarkan bahan bakar baru.
"Pertamina sebaiknya utamakan Premium yang paling terjangkau," kata dia di sela acara World Economic Forum, Jakarta, pada Senin, 20 April 2015. Premium memang merupakan bahan bakar yang paling banyak digunakan masyarakat Indonesia, dengan konsumsi mencapai 77 ribu kilo liter per hari.
Salah satu pertimbangan Rini adalah harga Premium yang dinilai murah, yaitu Rp 7.300 per liter. Harga ini lebih murah dibandingkan Pertalite, yang konon akan dibanderol Rp 8.000-8.300 per liternya.
Meski demikian, Rini mengakui Pertalite tetap dibutuhkan, hanya bukan untuk saat ini. "Pertalite bukan sebagai pengganti Premium," kata dia.
Ia menambahkan, Pertamina baru bisa menaikkan produksi Pertalite setelah harganya sama dengan Premium. Setelah kondisi itu tercapai, Rini membebaskan Pertamina apabila ingin menghentikan produksi RON 88. "Mau dihapus juga silakan," kata dia.
URSULA FLORENE SONIA