TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Railink Heru Kuswanto mengatakan produksi kereta rel listrik oleh konsorsium PT INKA-Bombardier Inc untuk kereta Bandara Soekarno-Hatta baru bisa dilakukan setelah pembebasan lahan proyek itu dinyatakan selesai. “Semua kontrak bergantung pada tanah. Tanah clear oleh Badan Pertanahan Nasional, maka pembangunan infrastruktur dan sarana jalan,” kata Heru di Hotel Ritz-Carlton Jakarta, Senin, 20 April 2015.
Pagi tadi, perusahaan patungan PT Kereta Api Indonesia (Persero) dengan PT Angkasa Pura II (Persero) yang mengelola operasionalisasi kereta bandara itu resmi mendapat pinjaman Rp 612 miliar dari sindikasi empat bank, yakni Bank Mandiri, BNI, BRI, dan BCA. Dana itu akan digunakan untuk membeli sepuluh rangkaian kereta rel listrik yang dipesan dari Bombardier-INKA. “Prototipenya sudah ada. Tapi mau disempurnakan lagi,” kata Heru.
Pada akhir tahun lalu, Railink telah menandatangani kontrak pembelian sepuluh set kereta api dari konsorsium INKA-Bombardier senilai US$ 71 juta atau setara dengan Rp 915,9 miliar dengan kurs Rp 12.900. Sepuluh KRL itu rencananya rampung diproduksi pada pertengahan 2016 atau 18 bulan sejak kontrak ditandatangani.
Dalam kontrak pembelian itu disebutkan, pada bulan ke-16 sejak penandatangan kontrak atau April 2016, kereta pertama akan dikirim ke Railink. Kereta itu lalu dievaluasi. Jika kereta itu sudah memenuhi standar, sembilan kereta lain akan menyusul didatangkan.
Menurut Direktur Keuangan PT KAI Kurniadi Atmosasmito, kekurangan duit buat pembelian sepuluh kereta api itu akan diambil dari kas perusahaannya. Rencananya, satu rangkaian kereta terdiri atas enam gerbong dengan daya tampung 272 penumpang. “Itu kan bertahap duitnya. Enggak sekaligus,” kata Kurniadi.
KAI sendiri mendapat pinjaman Rp 1,449 triliun dari sindikasi empat bank yang sama. Dana itu akan digunakan untuk membangun prasarana proyek kereta bandara. Kurniadi mengklaim persoalan pembebasan lahan sudah beres dan tinggal menunggu putusan BPN soal kapan KAI harus melunasi ganti rugi lahan untuk keperluan rel ganda sepanjang 12,3 kilometer dari Stasiun Batuceper, Tangerang, ke Bandara Soekarno-Hatta. Total biaya proyek mencapai Rp 2,5 triliun.
KHAIRUL ANAM