TEMPO.CO, Jakarta - Akhir-akhir ini kasus pembobolan dana nasabah perbankan jamak terjadi di berbagai daerah. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia meminta masyarakat lebih berhati-hati dalam bertransaksi, khususnya yang dilakukan melalui internet atau internet banking/mobile banking.
"Pengaduan sejak awal 2015 didominasi pembobolan lewat peretasan komputer ataupun handphone nasabah," ujar Koordinator Pengaduan YLKI, Sularsi, saat dihubungi, Kamis 16 April 2015.
Menurut Sularsi, pembobolan melalui jaringan internet langsung ke nasabah terjadi karena bank tidak memantau secara langusung aktivitas transaksi nasabah melalui internet banking. Padahal, tren penggunaan moda transaksi ini meningkat setiap tahun.
YLKI menghimbau masyarakat mengurangi transaksi internet banking seperti transfer ataupun pengisian pulsa. Sebab, menurut penelusuran Yayasan, sebagian besar belum mempunyai proteksi memadai terhadap fasilitas ini.
"Mobile banking masih aman selama hanya menjadi semacam 'pelapor' bagi dana yang masuk ke rekening ataupun sekadar cek saldo," kata Sularsi.
Selain itu, untuk keamanan transaksi, YLKI juga berharap masyarakat tidak menggunakan beragam kartu kredit dari berbagai bank. Sebab, semakin banyak jumlah kartu kredit, potensi kelalaian nasabah bakal semakin besar.
YLKI melaporkan, pada triwulan I 2015, terdapat 49 pengaduan konsumen terkait pembobolan kartu kredit, pembobolan rekening melalui Anjungan Tunai Mandiri, dan pinjaman. Pengaduan perihal perbankan kepada YLKI selalui menjadi yang tertinggi dibanding kategori lain.
Tahun lalu saja, YLKI memaparkan terdapat 210 pengaduan nasabah perihal ini, yang meningkat dibanding 2013 sebanyak 192. Namun Sularsi tidak mengetahui secara rinci berapa jumlah uang yang hilang dari laporan ini.
Sebelumnya, Mabes Porlti mengungkapkan kasus pembobolan tiga bank nasional dan swasta yang diungkapkan Mabes Polri dua hari yang lalu. Modusnya, pembobol meretas komputer dan juga ponsel korban dengan memasukkan virus malware yang bisa menyalin nomor rekening dan PIN.
Akhirnya, fulus Rp 130 miliar raib. Pelaku diketahui berasal dari Ukraina dan mendapatkan uang tersebut melalui puluhan kurir di tanah air.
ROBBY IRFANY