TEMPO.CO, Yogyakarta - Harga bahan bakar minyak yang naik pada 28 Maret 2015 belum mempengaruhi harga sembilan bahan pokok di Daerah Istimewa Yogyakarta. Di sejumlah pasar tradisional harga sejumlah komoditas, seperti beras, gula, dan cabai masih normal.
Harga beras jenis IR 64 di Pasar Bantul per kilogram Rp 8.500-9.000. Sedangkan, beras jenis pandan wangi Rp 11.000 per kilogram. Harga beras ini menurut pedagang turun bila dibandingkan harga sebulan yang lalu. "Saat ini masa panen raya sehingga persediaan beras melimpah. Kenaikan harga BBM belum berpengaruh," kata pedagang beras di Pasar Bantul, Sri Sumarni, Jumat, 3 April 2015.
Harga telur dan sayur di Pasar Bantul juga normal. Telur ayam ras per kilogram Rp 15.000. Sedangkan, cabai keriting hijau per kilogram Rp 12.000.
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Usaha Kecil Menengah DIY, Eko Witoyo mengatakan telah memantau harga sembako di tiga pasar tradisional setelah harga BBM naik. Petugas memantau harga sembilan bahan pokok di Pasar Beringharjo, Kranggan, dan Demangan, dan pada 30 Maret-2 April 2015. Hasilnya adalah harga sembako normal.
Dia mencontohkan harga rata-rata beras IR 1 per kilogram Rp 9.833, IR 2 Rp 9.166, dan gula pasir Rp 10.100. Sedangkan, harga cabai rawit hijau Rp 12.000 dan cabai rawit merah Rp 22.000 per kilogram.
Eko menengarai harga sembako akan berubah sepekan lagi seiring dengan penentuan tarif angkutan setelah kenaikan harga BBM. Yogyakarta selama ini mendatangkan sejumlah komoditas dari luar kota sehingga berdampak pada ongkos distribusi angkutan barang. "Hitungan kami bila tarif angkutan naik, maka harga sembako juga naik," kata dia.
Menurut dia, sejumlah komoditas yang Yogyakarta datangkan dari luar kota ini adalah kedelai, tepung terigu, dan minyak goreng. Ongkos produksi akibat kenaikan harga BBM akan memaksa distributor menaikkan harga barang.
SHINTA MAHARANI