TEMPO.CO, Makassar - PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Barat, dan Tenggara membutuhkan sedikitnya pasokan daya dari pembangkit baru sebesar 100 megawatt untuk menutupi kebutuhan layanan pelanggan baru setiap tahun. "Sejak tiga tahun terakhir, kebutuhan daya untuk pelanggan baru berkisar 100 MW," kata juru bicara PLN Wilayah Sulawesi Selatan dan Barat, Chairil Anwar, Selasa, 24 Maret 2015.
Chairil menuturkan PLN menargetkan 140.268 pelanggan baru di Sulawesi Selatan pada tahun ini. Jumlah pelanggan tersebut, kata dia, diperkirakan membutuhkan sekitar 100 MW dari cadangan daya listrik PLN Sulawesi Selatan, Barat, dan Tenggara.
PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Barat, dan Tenggara saat ini memiliki daya listrik sebesar 1.289 MW, beban puncak sebesar 917 MW, dan masih terdapat 372 MW sebagai cadangan daya. Kapasitas daya tersebut dipasok sejumlah pembangkit, baik yang dimiliki PLN maupun swasta.
Enam pembangkit berskala besar yang menyuplai daya ke sistem PLN Sulawesi Selatan, Barat, dan Tenggara adalah PLTGU Sengkang sebesar 315 MW, PLTU Jeneponto 250 MW, PLTA Poso 195 MW, PLTA Bakaru 126 MW, PLTD Barru 100 MW, dan PLTD Suppa 62 MW. Selebihnya dari pembangkit mikrohidro.
Menurut Chairil, cadangan daya tersebut tidak bisa dihabiskan untuk melayani pelanggan baru. "Paling tidak, ada cadangan daya yang tersisa berkisar 150-200 MW," ujarnya.
Cadangan daya tersebut, kata Chairil, untuk mengantisipasi jika ada salah satu pembangkit berskala besar yang mengalami gangguan atau kerusakan. Dia menuturkan, sepanjang tahun ini, PLN Sulawesi Selatan, Barat, dan Tenggara hanya menerima pasokan daya baru dari beberapa pembangkit mikrohidro di beberapa daerah. "Pasokan daya baru mikrohidro tersebut hanya 7 MW," kata Chairil.
INDRA O.Y.