TEMPO.CO, Jakarta - Kinerja bisnis PT Kereta Api Indonesia diperkirakan akan terus moncer. Pendapatan perseroan yang pada 2013 tercatat sebesar Rp 10,4 triliun diprediksi akan melonjak sebesar Rp 22,47 triliun pada 2018.
Pada 2008, sebelum Jonan menjabat Direktur Utama KAI, perseroan tercatat rugi Rp 80 miliar. "Awalnya karena ini, banyak yang skeptis pada Ignasius Jonan," ujar Toto Pranoto, Direktur Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI, saat membuka peluncuran buku KAI Recipe, Selasa, 17 Maret 2015.
Sejak 2009, KAI di bawah kepemimpinan Ignasius Jonan--yang kini menjabat Menteri Perhubungan--mampu mengurangi perception gap, memperbaiki efisiensi biaya, dan meningkatkan pendapatan.
Ke depan, Toto memperkirakan masa depan PT KAI ada pada angkutan barang. Perbandingan porsi pendapatan angkutan barang dan angkutan penumpang diprediksi 60:40 bila dibanding saat ini yang mencapai 40:60. Kondisi ini ditunjang dengan proyek Kementerian Perhubungan yang bakal merampungkan rel ganda Sumatera yang membentang sepanjang 2.168 kilometer.
Direktur Utama KAI Edi Sukmoro yakin perusahaannya mampu mencetak laba seperti yang diprediksi Toto. Untuk meningkatkan produksi, KAI berencana membeli sarana kereta api untuk pengangkutan batu bara. "Kami optimistis KA logistik bisa berkembang," tutur Edi pada kesempatan yang sama.
ROBBY IRFANY