TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menyatakan kesiapannya untuk memasok kebutuhan energi proyek kelistrikan 35 ribu megawatt (MW) yang dicanangkan pemerintah. Pasokan energi bisa berupa solar dan energi panas bumi jika memungkinkan.
"Ya kami suplai kebutuhan bahan bakarnya dan bila memungkinkan untuk geothermal ya kami bisa ikut berinvestasi," kata Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto usai rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Selasa, 17 Maret 2015.
Menurut Dwi pihaknya belum menghitung berapa besar suplai kebutuhan energi yang akan dipasok ke pembangkit-pembangkit baru tersebut. Namun, berapa pun kebutuhan dari PT Perusahaan Listrik Negara ke depan, Pertamina siap memasok.
Pemerintah menargetkan pembangunan infrastruktur kelistrikan, baik pembangkit maupun transmisi hingga 42 ribu MW dalam lima tahun mendatang. Rinciannya 35 ribu MW proyek baru dan 7 ribu MW sisa proyek percepatan listrik 10 ribu MW tahap I yang akan rampung pada akhir tahun ini.
Pembangkit tersebut nantinya akan mengurangi penggunaan energi fosil yakni solar. Rencananya, hampir 60 persen pembangkit akan menggunakan batubara, dan sisanya baru menggunakan minyak solar.
Dari angka tersebut, PLN akan melakukan pembangunan untuk kapasitas 14 ribu MW dan swasta 28 ribu MW. Adapun kebutuhan investasi proyek yang rencananya akan tuntas pada 2019 ini mencapai Rp 1.100 triliun.
AYU PRIMA SANDI