TEMPO.CO, Jakarta - PT PLN (Persero) membuka pelelangan umum prakualifikasi untuk pasokan LNG (liquified natural Gas/gas alam cair) bagi pembangkit-pembangkit listrik skala kecil yang tersebar di kawasan Indonesia bagian tengah. LNG hasil lelang ini dimaksudkan sebagai sumber tenaga pembangkit dengan total kapasitas 2.800 megawatt (MW).
Direktur PLN Bidang Pengadaan dan Energi Primer Amin Subekti mengatakan penyediaan gas untuk pembangkit-pembangkit itu bertujuan mengatasi defisit pasokan LNG. Dengan demikian, dalam jangka menengah, LNG baru itu bisa menjadi pemikul beban puncak. "Tujuan lain adalah untuk mempercepat elektrifikasi dan memacu pertumbuhan ekonomi di kawasan luar Jawa," katanya melalui siaran pers, Senin, 9 Maret 2015.
Menurut Amin, lelang LNG tersebut dilakukan untuk tiga lokasi, yakni Kalimantan Timur atau Selatan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Kalimantan Timur atau Selatan membutuhkan delapan pembangkit dengan perkiraan kebutuhan gas 59 juta kaki kubik standar per hari (MMSCFD). Adapun Sulawesi membutuhkan 14 pembangkit dengan kebutuhan gas 120 MMSCFD. Nusa Tenggara memerlukan sepuluh unit pembangkit dengan kebutuhan gas 50 MMSCFD.
Amin menjelaskan bahwa PLN telah menetapkan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2015-2024. Bagian dari perencanaan itu adalah penyediaan secepatnya pembangkit-pembangkit skala kecil dan sedang berbahan bakar gas di kawasan luar Jawa.
Perusahaan yang ingin mengikuti lelang dapat mengambil dokumen prakualifikasi pada 17-24 Maret 2015 di Sekretariat Pejabat Pelaksana Pengadaan Gas dan BBM di Kantor Pusat PLN, Jakarta. Perusahaan diwajibkan membayar biaya penggantian dokumen sebesar Rp 5 juta.
ALI HIDAYAT