TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Koperasi Pedagang Beras Cipinang Zulkifly Rasyid meminta Kementerian Perdagangan menindaklanjuti rencana alokasi beras murah ke pasar sebanyak 300 ribu ton. Jika ini masih berat, menurut Zulkifly, paling tidak Menteri Perdagangan melalui Perusahaan Umum Bulog dapat menyalurkan 20 ribu ton beras saja.
"Ini bisa mengamankan stok untuk dua minggu ke depan," kata Zulkifly, Selasa, 24 Februari 2015.
Menurut Zulkifly, saat ini stok beras di Cipinang tidak berubah sejak pekan lalu, yakni tidak lebih dari 1.000 ton per hari. Padahal sebelumnya stok beras mencapai 3.000 ton per hari.
Akibatnya, harga beras di pasaran meningkat hingga 27 persen. Harga beras kategori terendah atau IR III saja mencapai Rp 10 ribu per kilogram dari harga sebelumnya Rp 8.200 per kilogram.
Operasi pasar yang digelar pemerintah sejak Desember 2014 hingga Januari 2015 dianggap Zulkifly tidak mampu menurunkan harga beras. Sebab, kenaikan harga saat ini juga terjadi karena terlambatnya panen beras akibat masa tanam yang molor.
Saat Tempo menelusuri Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, pada Jumat pekan lalu, sebagian besar toko tutup. Mahmudin, seorang pedagang beras, menyebutkan tutupnya toko karena kurangnya stok beras. "Mau buka juga bingung, mau jual apa?" ujar Mahmudin.
ROBBY IRFANY