TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Umum Lion Group Edward Sirait mengakui penundaan penerbangan Lion Air yang berlarut-larut pekan lalu disebabkan para pengambil keputusan di lapangan tak gesit menghadapi masalah.
"Kami melihat proses pengambilan keputusan di lapangan yang tidak langsung dieksekusi sehingga berlarut-larut sampai dengan hari Kamis," kata Edward di Jakarta, Senin, 23 Februari 2015.
Karena itu, menurut Edward, Lion akan mengevaluasi prosedur yang sudah ditempuh. Dari investigasi internal diperoleh masukan agar Lion memperkuat manajemen pengendalian krisis di bandara. "Termasuk untuk delay," ujarnya.
Selain itu, perusahaan Lion Air perlu meningkatkan pelaksanaan prosedur yang konsisten dan konsekuen di lapangan diimbangi penempatan orang-orang yang bisa mengambil keputusan dengan baik. Untuk mencapai itu, Lion Air berencana membentuk tim khusus untuk menangani krisis.
Edward menuturkan untuk meminimalisir penundaan penerbangan semakin panjang pada Jumat, 20 Februari lalu diputuskan untuk membatalkan penerbangan mulai pukul 17.00 WIB dan 24.00 WIB. Waktu selama tujuh jam ini digunakan manajemen untuk mengecek dan mengatur ulang operasional penerbangan untuk hari Sabtu.
Bagi para calon penumpang yang dijadwalkan terbang pada jam tersebut diberi refund tiket sebesar 100 persen. Kemudian mereka diberi kesempatan untuk menjadwalkan ulang perjalanannya dengan rute yang sama secara gratis, tetapi hanya pada Senin hingga Selasa pekan ini.
Penerbangan Lion Air mengalami penundaan parah pada Rabu hingga Kamis pekan lalu. Sebanyak 14 penerbangan Lion Air dari Bandara Seokarno-Hatta, Cengkareng, Banten, ditunda lebih dari empat jam. Akibatnya, 1.200 penumpang telantar.
AYU PRIMA SANDI