TEMPO.CO, Semarang - Perum Bulog Divisi Regional Jawa Tengah memastikan tak akan menggelar operasi pasar meskipun kenaikan harga beras sudah terjadi di beberapa daerah. Sebab, Jawa Tengah dinilai tak terpengaruh kenaikan harga salah satu kebutuhan pokok itu.
"Jateng belum terpengaruh oleh kenaikan harga beras. Karena belum ada permintaan, kami belum melakukan operasi pasar," ujar Kepala Bulog Divisi Regional Jawa Tengah Darmin Hartono di Semarang, Senin, 23 Februari 2014.
Selain itu, Bulog menilai pengiriman beras untuk rakyat miskin masih lancar, sehingga belum ada gejolak di tengah masyarakat. Menurut Darmin, kenaikan harga beras di pasaran justru menguntungkan petani yang saat ini menjual beras hasil panennya di atas harga beli Bulog. Bulog sendiri menetapkan harga pembelian beras Rp 6.600 per kilogram dan gabah Rp 3.300 per kilogram. "Petani diuntungkan. Buktinya saat ini mereka enggan menjual berasnya ke Bulog," ucap Darmin.
Kondisi itu membuat Bulog Jateng belum menampung hasil panen petani, tapi Darmin memastikan saat panen raya mendatang lembaganya menerima penjualan beras dan gabah dari petani. Ia memperkirakan panen raya di Jawa Tengah terjadi mulai Maret mendatang.
Menurut Darmin, persediaan beras Bulog di Jawa Tengah saat ini, yakni 297.864 ton, masih aman dan bisa digunakan hingga Agustus 2015. Rata-rata setiap bulan Bulog menggelontorkan beras 37.233 ton. "Kami perkirakan membeli beras petani mulai bulan depan saat panen raya," katanya.
Kepala Dinas Pertanian Jawa Tengah Suryo Banendro membenarkan prediksi bahwa musim panen raya padi akan terjadi bulan depan. Ia menargetkan produksi beras pada 2015 mencapai 11,136 juta ton. "Panen raya terjadi antara Maret dan pertengahan April," kata Suryo.
EDI FAISOL