TEMPO.CO, Jakarta - Mafia beras dituding berada di balik naiknya harga beras yang mencapai 30 persen. Saat ini, di Pasar Induk Beras Cipinang, beras dijual dengan harga Rp 11-12 ribu per kilogram. Padahal, dalam hitungan Kementerian Perdagangan dan Perum Bulog, seharusnya dijual Rp 7.400 per kilogram.
"Ini aneh. Ada mafia beras yang bermain di sini," kata Menteri Perdagangan Rachmat Gobel di kantornya, Jumat, 20 Februari 2015.
Menurut Gobel, ada yang janggal dalam sistem distribusi beras. Pasalnya, sejak Desember 2014 hingga Januari 2015, Bulog telah menggelar Operasi Pasar sebanyak 75 ribu ton yang digelontorkan kepada pengelola pasar Cipinang, PT Food Station, dengan harga gudang Rp. 6.800.
Dari harga tersebut, kata Gobel, seharusnya pedagang menjual kepada konsumen dengan harga Rp 7.400 per kilogram. Namun nyatanya, tidak ada pedagang yang menjual beras dengan harga segitu. Padahal, dengan menjual Rp 7.400 per kilogram, kata Gobel, pedagang sudah untung Rp 600 per kilogram. "Ini, kan, tidak wajar, harga naik 30 persen, Ini ada pedagang yang main nimbun-nimbun," kata Gobel.
Direktur Utama Bulog Lenny Sugihat juga menuding hal serupa: ada mafia di balik naiknya harga beras. Indikasinya, menurut Lenny, ditemukan ada delivery order (DO) yang dipesan oleh pedagang beras di Cipinang pada 1-18 Februari 2015. Jumlahnya mencapai 1.800 ton beras.
Padahal, kata Lenny, Bulog sudah tidak melakukan Operasi Pasar untuk Food Station sejak 1 Februari. "Tidak ada DO dari gudang kita. Itu beras yang dimiliki seseorang yang masuk ke pasar," kata Lenny, yang mantan direksi Bank BRI. Seharusnya, kata Lenny, DO itu diambil langsung oleh pedagang di pasar untuk dijual kepada konsumen.
Gobel tidak menutup kemungkinan adanya keterlibatan orang dalam Bulog yang membuat harga beras jadi membubung. Sebab, kata Gobel, yang bisa mengeluarkan DO untuk pedagang adalah Bulog. "Kami akan audit siapa oknum yang bermain di sini," kata Gobel. Gobel mengancam akan mencabut izin pelaku usaha yang sengaja menimbun dan menaikkan harga beras.
Operasi Pasar beras sendiri sudah dilakukan sejak 16 Februari lalu dengan menyediakan 2.000 ton beras yang disebar di 62 titik. Sebanyak 50 titik di antaranya berada di wilayah permukiman. Sedangkan sisanya akan disebar di 12 pasar strategis di Jabodetabek, seperti Pasar Minggu, Pasar Senen, dan Pasar Kramat Jati.
Adapun beras dalam operasi pasar ini dikemas dalam ukuran 5 kilogram per kantong. Untuk beras medium dihargai Rp 7.400 per kilogram, sementara yang berkualitas premium dijual Rp 9.000 per kilogram. "Operasi ini akan dilakukan mulai hari ini (Jumat) sampai akhir Februari, sampai harga beras bisa stabil," ucapnya.
DEVY ERNIS