TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat tahun ini berada pada kisaran 12.200-12.800. Prediksi ini lebih tinggi dibanding asumsi pemerintah yang memperkirakan nilai tukar rupiah pada angka 12.200 per dolar. "Range itu memberikan indikasi bahwa perkembangan eksternal masih sangat perlu diwaspadai," katanya seusai pengajuan RAPBN Perubahan 2015 di Gedung MPR/DPR, Senin, 19 Januari 2015.
Menurut dia, pemerintah perlu mengantisipasi potensi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) dan perbaikan ekonomi Negeri Abang Sam. Kenaikan suku bunga The Fed menyebabkan nilai tukar dolar terhadap mata uang lain di dunia, termasuk rupiah, terus menguat. (Baca: Waspadai Rupiah Bakal Terus Melemah.
Selain faktor dari Amerika Serikat, menurut Agus, penurunan ekonomi Cina dengan pertumbuhan 7,2 persen dan anjloknya harga minyak yang menurunkan harga komoditas juga harus diwaspadai pemerintah. Agus menilai upaya penghematan dan pengelolaan anggaran subsidi minyak oleh pemerintah sudah tepat. Langkah itu membuat pemerintah memiliki ruang fiskal longgar dan bisa memprioritaskan anggaran untuk pembangunan infrastruktur.
Ketua Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Fadel Muhammad mengatakan alokasi anggaran untuk pembangunan infrastruktur lebih banyak dalam RAPBN-Perubahan 2015. “Ini lebih baik,” katanya. Pembahasan RAPBN-Perubahan 2015 akan dilanjutkan pada Jumat, 23 Januari 2015, pukul 09.00 WIB.
JAYADI SUPRIADIN
Berita Terpopuler
Cara Menlu Retno Tangkis Kemarahan Belanda-Brasil
Gadis Indo Jelita Si Pemulung Sampah
Dua Indikasi Presiden Jokowi Dipengaruhi Megawati