TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah akan kembali mengumumkan revisi terhadap harga bahan bakar minyak bersubsidi jenis Premium dan solar. Menurut Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil, perubahan harga bahan bakar ini disebabkan oleh turunnya harga minyak dunia. (Baca: Harga Premium akan Dipatok Maksimal Rp 9,500.)
Perubahan harga BBM akan diumumkan setiap dua pekan sekali hingga harga minyak dunia kembali normal. “Kalau harga (minyak dunia) stabil, (harga BBM bersubsidi) enggak perlu diganti-ganti dong. Kalau naik-turun, baru dua minggu sekali ada perubahan. Tapi kalau enggak ada perubahan enggak apa-apa,” ujar Sofyan di kantornya, Rabu malam, 14 Januari 2015. (Baca: BBM Turun, Pemerintah: Harga Kebutuhan Pokok Turun.)
Harga minyak dunia terus melemah hingga di bawah US$ 45 per barel. Akibatnya, harga minyak di dalam negeri juga akan berubah mengikuti tren harga dunia. (Baca: Harga BBM Turun, Angin Sejuk Industri Sepeda Motor.)
Sofyan mengatakan, berdasarkan keputusan Mahkamah Konstitusi, perubahan harga BBM wajib diatur pemerintah. Saat ini perubahan harga dilakukan setiap bulan, namun hal itu dianggap merugikan masyarakat lantaran harga minyak dunia berubah amat cepat. Pilihannya adalah harga BBM diubah setiap dua pekan sekali. "Lebih cepat lebih baik,” ujarnya.
Sofyan menuturkan, jika perubahan harga dilakukan sebulan sekali saat harga minyak dunia turun, dipastikan Pertamina bakal meraup untung besar yang berasal dari selisih harga. Di sisi lain, masyarakat dirugikan. “Karena itu, dilakukan per dua minggu. Seperti Pertamina menyesuaikan harga Pertamax,” ujarnya.
Pada 1 Januari 2015, pemerintah menurunkan harga BBM bersubsidi. Berdasarkan keputusan pemerintah, harga terbaru Premium dipatok Rp 7.600, turun dari Rp 8.500. Sedangkan harga solar ditetapkan Rp 7.250 dari sebelumnya Rp 7.500.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengatakan pemerintah akan kembali mengubah harga dasar BBM jenis minyak solar dan Premium pada Jumat, 16 Januari 2015. Perubahan ini disebabkan oleh pergerakan harga minyak dunia yang terus turun. "Harus fair, karena kita mengatakan subsidi dilepas. Kalau menunggu sampai akhir bulan, rasanya penurunan terlalu tajam," ujarnya.
JAYADI SUPRIADIN
Terpopuler
7 Hal Terjadi Setelah Budi Gunawan Tersangka
Lima Jenderal Ini Disebut Punya Rekening Gendut
4 Risiko Budi Gunawan Jika Ngotot Jadi Kapolri
Sepasukan Polisi Datangi Gedung KPK, Ada Apa?
SBY Copot Jabatan Tersangka, Kini Jokowi Malah..