TEMPO.CO, Jakarta - Pelaku usaha di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi mulai banyak yang memindahkan pabriknya ke Kota Semarang, Jawa Tengah. Biaya upah yang lebih rendah menjadi alasan mereka melakukan eksodus. Kementerian Perindustrian menilai eksodusnya pelaku usaha ke Semarang ini sebagai peringatan kecil.
"Eksodus ke daerah lain itu peringatan kecil agar regulasi soal upah diperbaiki. Peringatan besarnya jangan sampai, yakni terjadi eksodus ke luar Indonesia," kata Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian Imam Haryono, Rabu, 14 januari 2015. (Baca: Gubernur DIY Tolak Revisi Upah Minimum.)
Menurut Imam, perpindahan pabrik ke Semarang dari Jabodetabek bisa dipahami. Secara alami, ujar dia, pelaku usaha akan melakukan bisnis di daerah yang lebih menguntungkan dan menjamin keamanan serta kenyamanan berbisnis. Dalam kaitan tersebut, salah satu pertimbangan pelaku usaha adalah soal upah dan perburuhan.
"Upah buruh sebaiknya terencana. Upah naik jangan karena ada tekanan demo dan mogok buruh," tutur Imam. (Baca: Lima Kota dengan Upah Buruh Tertinggi.)
Imam mengatakan kenaikan upah buruh ada formula hitungan dan periodenya. Formula hitungan dan periode kenaikan upah buruh ini penting karena terkait dengan rencana bisnis yang disusun pelaku usaha. Jika kenaikan upah buruh tidak bisa diprediksi, pelaku usaha akan kesulitan membuat perencanaan bisnis. (Baca: Ternyata Upah Buruh Bekasi Bukan yang Tertinggi.)
Seperti diberitakan, pelaku usaha di Jabodetabek berencana pindah ke Semarang. Mereka terdata sudah mengajukan izin beroperasi di Kota Semarang sejak akhir 2014. Alasannya, upah di Semarang lebih murah dibanding Jakarta.
AMIRULLAH
Terpopuler
Budi Gunawan Dijerat: Jokowi Kelabakan, Mega Repot
Budi Gunawan Tersangka, Bukan Sekali Jokowi 'Nabok Nyilih Tangan'
Gara-gara Budi Gunawan, Jokowi-KPK Dua Kali Perang
7 Hal Terjadi Setelah Budi Gunawan Tersangka
Lima Jenderal Ini Disebut Punya Rekening Gendut