TEMPO.CO, Moskow - Depresiasi mata uang rubel ke level terendah direspons warga Rusia dengan memborong barang. Mereka membelanjakan banyak uang untuk membeli peralatan elektronik, furnitur, dan mobil sebelum harga-harga melambung.
Mata uang rubel pada Senin, 15 Desember 2014, waktu setempat, mengalami mini crash karena turun 10 persen terhadap dolar Amerika Serikat. Ini adalah penurunan terdalam bagi rubel sejak 1998. Sejak awal 2014, nilai tukar rubel telah melemah lebih dari 45 persen terhadap dolar Amerika Serikat. (Baca: Selain Amerika, Negara Ini Bikin Rupiah Anjlok.)
Akibatnya, pasar swalayan dan pertokoan atau mal diserbu warga yang ingin memborong barang. Toko perabotan rumah tangga global asal Swedia, Ikea, pun tak luput dari serbuan pembeli. “Jumlah pengunjung kami semakin banyak karena khawatir harga akan segera naik,” kata manajemen Ikea. Kabarnya, peretail yang memiliki omzet lebih dari satu miliar euro di Rusia itu akan menaikkan harga pada 18 Desember mendatang.
Ikea sebelumnya pernah menyatakan tahun ini tidak akan menaikkan harga. Namun tidak tertutup kemungkinan harga naik karena dampak faktor eksternal, seperti krisis di Rusia. Sedangkan produsen telepon seluler dan tablet, Apple Inc, sejak akhir November lalu telah menaikkan harga produknya sebesar 20 persen. Keputusan itu diambil karena harga penjualan di Rusia jauh lebih murah dibandingkan dengan pasar Eropa. (Baca: Rupiah Letoy, JK Sebut Ekonomi Tetap Perkasa)
Toko elektronik M. Video menyatakan telah menaikkan harga sejak awal Desember lalu. Kenaikan permintaan menjelang tahun baru ditambah dengan anjloknya nilai tukar rubel membuat harga elektronik melambung. “Warga memilih berinvestasi dengan membeli peralatan elektronik karena khawatir harga akan naik karena anjloknya rubel,” kata Anton Panteleyev, pemilik toko M. Video.
Sebelumnya, bank sentral Rusia mengumumkan kenaikan suku bunga acuan dari 10,5 menjadi 17 persen. Keputusan ini bertujuan membatasi risiko meningkatnya depresiasi rubel dan risiko inflasi. “Keputusan ini berlaku efektif sejak Selasa, 16 Desember 2014,” kata bank sentral dalam sebuah pernyataan.
Bank sentral Rusia juga meningkatkan volume maksimum valuta asing yang disediakan untuk bank-bank rusia lewat lelang foreign-exchange repurchase agreement (repo valas) untuk 28 hari. Volume valuta asing ditingkatkan dari US$ 1,5 miliar menjadi US$ 5 miliar.
CHANNEL NEWS ASIA | REUTERS | SETIAWAN A | BERNADETTE MUNTHE
Berita Terpopuler
Wajah Ical Lenyap dari Markas Golkar
Strategi Jokowi Atasi Pelemahan Rupiah
Beda Cara Jokowi dan SBY Meredam Rupiah Jeblok