TEMPO.CO, Yogyakarta - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY Arif Budi Santoso sedang merancang strategi kampanye untuk mendorong peningkatan transaksi non-tunai di kampus-kampus, selain Universitas Gadjah Mada (UGM). Menurut dia, kantor BI DIY akan menggelar survei perkembangan transaksi non-tunai di UGM setelah ada sejumlah agenda kampanye kepada mahasiswa UGM selama beberapa bulan.
"Hasilnya akan dibandingkan dengan survei sebelum ada kampanye, kalau bagus, cara ini akan dikloning ke kampus lain," kata Arif seusai Sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai di Graha Sabha Pramana UGM, Jumat, 21 November 2014.
Sebelumnya BI memulai kampanye itu kepada mahasiswa, pegawai dan dosen UGM lewat sejumlah acara, sejak September lalu.
Direktur Eksekutif BI Wilayah V Jateng-DIY Sutikno mengatakan pada triwulan pertama 2014 tercatat ada 2,99 miliar kali transaksi non-tunai. Nominalnya setara dengan Rp 3.265 triliun.
Artinya, ada peningkatan sekitar 17,34 persen, dibanding jumlah transaksi non-tunai di periode yang sama tahun sebelumnya. "Dari segi nilai, perkembangannya signifikan," kata Sutikno.
Menurut dia, transaksi non-tunai bisa mendorong akuntabilitas dan transparansi pengelolaan anggaran di Indonesia. Selain itu, biaya pengadaan uang oleh BI juga bisa menurun, apabila penggunaan transaksi non-tunai semakin meningkat. "Juga meminimalisir kebocoran anggaran," kata dia.
Kerja Sama BI dengan Perguruan Tinggi, menjadi salah satu cara kampanye model transaksi baru itu ke publik. Apalagi, saat ini sejumlah bank, telah menerbitkan beragam jenis uang elektronik. "Agar lebih mudah meluas," katanya.
ADDI MAWAHIBUN IDHOM
Berita lain:
Di Berau, Menteri Susi Menunggang Motor Sendiri
Hadiri Wisuda Anaknya, Jokowi Naik Pesawat Ekonomi
Hadiri Wisuda Kaesang, di Mana Jokowi Menginap?