TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi Faisal Basri menyarankan Presiden Joko Widodo membangun kilang minyak di Indonesia timur. "Kenapa tak ambil minyak dari Timor Leste, kan saudara sendiri," kata Faisal kepada Tempo pada Rabu, 19 November 2014.
Faisal menggambarkan sistem pengambilan minyak dari Timor Leste seperti kerja sama antara Indonesia dan Angola. Hubungan antarpemerintah ini berlangsung antara Pertamina dan Sonangol EP dari Angola. "Semakin banyak pasar, semakin punya benchmark (patokan)," kata Faisal (Baca: Dua Arahan Jokowi di Bidang Migas)
Faisal berharap akan ada pertemuan antara Presiden Timor Leste Xanana Gusmao dan Presiden Joko Widodo untuk membicarakan kerja sama minyak ini. Cara lobi yang ditempuh dapat bermacam-macam, tapi harus ada pertemuan terlebih dahulu. (Baca: Faisal Basri Ungkap 3 Modus Baru Mafia Migas)
Saat ini Faisal menilai Indonesia membutuhkan dua kilang minyak berkapasitas 300 ribu barel. Namun, sebelum pembangunan kilang, ada satu masalah yang harus terlebih dulu diatasi. Yakni, tangki penampungan minyak milik Indonesia tak berkapasitas besar. (Baca: Bersih-bersih Sektor Migas, Faisal Ajak Teten)
"Tangki penampungan kita hanya cukup untuk 18 hari," ujarnya. Faisal berharap pemerintah akan melakukan sesuatu untuk mengembalikan kapasitas sepuluh tahun lalu, yaitu untuk 30 hari. Hal ini dilihat sebagai suatu ironi, karena 18 hari hanya besaran untuk cadangan normal. "Seharusnya ada cadangan strategis," tuturnya.
URSULA FLORENE SONIA
Berita Lain
Ruhut: Lawan Jokowi, DPR Gantung Diri
Cerita Tes Keperawanan yang Bikin Polwan Pingsan
Amien, Mantan Petinggi KPK, Pimpin SKK Migas
Tes Keperawanan Polwan Bikin Heboh Polri