TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menganggarkan Rp 1,5 miliar untuk mengganti logo. Mereka menggandeng CEO MarkPlus Inc, Hermawan Kertajaya, untuk menyiapkan lambang baru. Perubahan branding itu dianggap sebagai kebutuhan penyegaran yang belum pernah dilakukan selama sepuluh tahun terakhir. (Baca: Yogya Ganti Logo, Habiskan Rp 1,5 Miliar Dana Keistimewaan)
Selain pemerintah Yogyakarta, beberapa institusi juga pernah melakukan hal serupa. Beberapa badan usaha milik negara, seperti PT Bank Mandiri, PT Bank BNI, PT Indosat, dan PT Pertamina mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk membikin logo baru. (Baca: Kurator Seni: Logo Baru Yogyakarta Mirip Iklan Obat Kuat)
Pada Januari 2008, Bank Mandiri mengganti logo dengan menggunakan jasa perusahaan Brand Union. Penggantian lambang itu dianggap sebagai salah satu upaya untuk menuju predikat regional champion bank di Asia. Untuk itu, Bank Mandiri menghabiskan dana sekitar Rp 15 miliar, mulai dari biaya konsultan hingga pemaparan logo ke media.
Pertamina pun mengganti logo lama yang sudah bertahan selama 35 tahun. Simbol lama bergambar dua kuda laut memeluk bintang kuning diganti dengan lambang berbentuk huruf "P".
Dengan menggunakan jasa dari perusahaan Landor di San Francisco, Amerika Serikat, Pertamina menghabiskan dana US$ 255 ribu atau Rp 2,55 miliar pada akhir 2005. Harga itu pun dianggap pantas untuk 30 aplikasi berupa desain logo kantor pusat, surat, map, kartu nama, hingga truk pengangkut bensin.
Sama seperti sebelumnya, kini pergantian logo pemerintah Yogyakarta pun menuai kritik, terutama karena biaya yang dianggap terlalu mahal.
HUSSEIN ABRI YUSUF
Terpopuler:
Dirut PT Pos Jadi Tersangka Kasus Korupsi
Menteri Susi Stop Izin Kapal Mulai Pekan Ini
Proyek Jalan Tol Kunciran-Cengkareng Terancam Molor
Harga BBM Pasti Naik, Ini Alasan Menteri Sofyan