TEMPO.CO, Jakarta - Analis PT Woori Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, mengatakan kekisruhan kondisi politik dapat memberi sentimen negatif pada pasar saham. Jika pasar anjlok, pelaku pasar biasanya akan memilih saham yang berada di lapis kedua dan ketiga.
"Investor biasanya akan memilih secara random tanpa melihat sektor," ujar dia kepada Tempo.
Menurut Reza, pelaku pasar akan cenderung memilih saham lapis kedua dan ketiga sebab risikonya lebih kecil. "Nilainya lebih rendah dibandingkan yang lapis pertama dengan risiko yang lebih minim," ujar dia.
Saat market turun, para investor akan melihat saham mana yang masih bisa digerakkan.
Ia mencontohkan pelaku pasar beralih ke saham VIVA, WTON, AISA, atau SDRA. Sebab, pada saat itu volume pembelian saham-saham lapis kedua dan ketiga masih tinggi sehingga investor akan lebih tertarik pada saham lapis kedua dan ketiga.
Potensi lain akan muncul jika ada momentum. Misalnya, menurut Reza, saat market turun ada berita permintaan minyak sawit (CPO) atau permintaan baja meningkat. "Investor akan beralih ke saham BWPT atau KRAS," ujar dia.
Meski demikian, Reza mengingatkan investor untuk tetap selektif dalam memilih saham lapis kedua dan ketiga. "Investor harus jeli melihat volume transaksi dan tren pergerakan sahamnya," ujar dia. Sebab, kata Reza, pada saat market turun, pelaku pasar akan cenderung terpaku pada gain.
DINI PRAMITA
Baca juga:
Lava Pijar Diduga Penyebab Kebakaran Hutan Lindung
Pengamat: Koalisi Merah Putih Harusnya Bubar
70 Persen Remaja Mengakses Layanan Aborsi
Kembali Juara Dunia, Begini Reaksi Marquez
Golkar Gabung Pemerintah,Fadel Kasihan Pada Jokowi
PAN dan PPP Siap Beri Kursi ke Koalisi Jokowi
Perahu TNI AL Terbalik di NTT, Tiga Tewas
Ini Tokoh Dunia yang Pernah Temui Jokowi