TEMPO.CO , Jakarta - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Susilo Siswoutomo mengatakan kuota bahan bakar minyak bersubsidi akan jebol sebelum akhir 2014. Prediksi jebolnya kuota BBM bersubsidi ini didapat dari perhitungan yang dia buat. "Sebab, penyalahgunaan tetap jalan dan tidak tepat sasaran," tuturnya di Jakarta, Kamis, 2 Oktober 2014. (Baca: Kementerian Energi: Kuota BBM Harus Cukup)
Menurut Susilo, tidak ada solusi untuk mencegah jebolnya kuota BBM bersubsidi. Meski pemerintah terus melakukan pengawasan, penyelundupan tetap terjadi. "Kecuali mau dilarang setiap Sabtu-Minggu, puasa subsidi," ujarnya.
Susilo yakin kuota BBM bersubsidi dapat ditekan melalui larangan penjualan Premium pada akhir pekan, saat masyarakat tidak pergi ke kantor. Namun tetap ada risiko karena masyarakat bisa membeli BBM itu pada Jumat. (Baca: 7 Hari tanpa Premium, Pertamina Khawatir Ricuh
Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero), Hanung Budya, pernah mengatakan, berdasarkan perhitungan Pertamina, potensi kelebihan kuota BBM bersubsidi mencapai 1,35 juta kiloliter. “Kalau kuota tidak ditambah dan kita do nothing, menurut hitungan kami, Premium dan solar bakal habis sekitar Desember," katanya.
Pertamina mencatat kebutuhan rata-rata Premium hingga akhir Juli lalu mencapai 81.132 kiloliter, sedangkan solar 42.207 kiloliter. Dengan kuota yang tersisa, kuota harian Premium dan solar masing-masing hanya 80.240 kiloliter dan 41.452 kiloliter. "Artinya, ada defisit kuota yang sangat mengkhawatirkan," ujar Hanung. (Baca: CT Minta Pembatasan BBM Dikaji Ulang)
ALI HIDAYAT
Berita Terpopuler
FBR Geruduk DPRD Tolak Ahok Jadi Gubernur DKI
Pimpinan DPR Dikuasai Pro-Prabowo, Puan: Zalim
Setya Novanto Cs Jadi Pimpinan DPR, PDIP Kalah 2-0