TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan ekspor di sektor minyak dan gas pada Juli 2014 menurun 8,59 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. "Ini disebabkan oleh menurunnya ekspor minyak mentah," katanya dalam konferensi pers di kantornya, Senin, 1 September 2014. (Baca: Nilai Ekspor Juli 2014 Melorot 8 Persen)
Menurut Suryamin, nilai ekspor sektor migas menurun dari US$ 2.786 juta menjadi US$ 2.546,7 juta. Ekspor minyak mentah anjlok 32,43 persen atau senilai US$ 677,8 juta, sedangkan ekspor hasil minyak mengalami penurunan 3,64 persen dengan nilai US$ 307,7 juta. Sebaliknya, ekspor gas meningkat 6,68 persen dengan nilai US$ 1.561,2 juta. (Baca: Neraca Perdagangan Juni Defisit US$ 305,1 Juta)
Jika dibandingkan dengan Juni 2014, ekspor minyak mentah dan hasil minyak merosot masing-masing 33,97 persen dan 12,58 persen. Dalam periode yang sama, ekspor gas naik 8,59 persen. Dari sisi nilai, harga minyak mentah Indonesia turun dari US$ 108,95 per barel menjadi US$ 104,63 per barel. (Baca: Impor Juli Diprediksi Akan Tinggi)
Secara umum, nilai ekspor pada Juli 2014 menurun 6,03 persen jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu. Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, nilai ini turun hingga 7,99 persen. "Penurunan ekspor berasal dari sektor nonmigas," ujar Suryamin. (Baca juga: ESDM Bisa Tahan Izin Ekspor Freeport)
Ekspor nonmigas Juli, kata Suryamin, hanya sebesar US$ 11,631 miliar, yang berarti turun 7,86 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai US$ 12,623 juta. "Bila dibandingkan Juli 2013, ekspor nonmigas turun 9,17 persen," kata Suryamin.
SAID HELABY
Berita Terpopuler
'Tangan Saya Dipaksa Pegang Kelaminnya'
Pilot Garuda Indonesia Meninggal di Pesawat
Kalla Capek Bicara Soal Harga BBM ke SBY
Jika Terbukti, AKBP Idha Terancam Dihukum Mati
Jokowi Dibilang Sinting, 'Gol Bunuh Diri' Prabowo, sampai Kain Ihram