TEMPO.CO, Semarang - Survei Bank Indonesia Kantor Perwakilan Semarang pada triwulan ketiga 2014 mengindikasikan sejumlah bank umum di Jawa Tengah melonggarkan pinjaman kepada nasabah. Kebijakan ini dikeluarkan untuk mendukung aktivitas bisnis dan menguatkan permintaan kredit yang dilakukan secara terukur.
“Untuk menghindari meningkatnya rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan,” kata Direktur Eksekutif Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah V, Sutikno, Jumat, 29 Agustus 2014. (Baca: April, Realisasi KUR BRI Capai Rp 96,5 Triliun)
Data Bank Indonesia Kantor Perwakilan Semarang menunjukan sejumlah bank di Jawa Tengah pada triwulan III tahun ini menargetkan penyaluran kredit tumbuh 23,30 persen atau lebih tinggi dibandingkan dengan target penyaluran kredit triwulan sebelumnya yang sebesar 18,70 persen.
Ekspektasi terhadap peningkatan kondisi perekonomian Jawa Tengah pada triwulan ke III itu dinilai telah memberikan keyakinan kepada bank untuk meningkatkan ekspansi kredit. “Kebijakan pelonggaran pinjaman diberlakukan untuk semua jenis kredit,” ujar Sutikno.(Baca: Genjot Kredit Mikro, Bank Mutiara Perbanyak Kios)
Ia menjelaskan, target pangsa penyaluran kredit sebagian besar masih diarahkan pada kredit modal kerja dan kredit konsumsi, masing-masing 65 persen dan 35 persen. Kondisi itu menunjukkan ketatnya persaingan usaha dan kondisi perekonomian global yang belum sepenuhnya pulih, sehingga ekspansi kredit yang dilakukan bank mengarah pada penyaluran kredit berdurasi pendek.
Selain memiliki prospek ekonomi yang menguntungkan, Sutikno menilai kredit jangka pendek juga memiliki risiko relatif rendah. “Ini yang menjadi pilihan bank untuk menghindari kredit macet,” katanya. (Baca: BI Lebih Dorong UKM Ketimbang Usaha Berbasis Impor)
Kepala Divisi Akses Keuangan, UMKM, dan Komunikasi Kantor Perwakilan BI Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Hesti Candra Sari, mengatakan survei terhadap bank umum itu juga mengindikasikan potensi peningkatan belanja konsumen pada triwulan III tahun 2014 atas belanja yang dibiayai dari pinjaman. “Itu tercermin pada target penyaluran kredit konsumsi yang relatif tinggi,” ujar Hesti Candra Sari.
Menurut Hesti, target penyaluran kredit konsumsi pada triwulan ke III relatif tinggi, yakni mencapai 36,7 persen, dengan dominasi kredit pembelian rumah atau properti diperkirakan masih mendominasi. Sedangkan permintaan kredit konsumsi pangsanya mencapai 55,6 persen “Disusul kredit multiguna dan kredit tanpa agunan 27,8 persen,” katanya.
Selain itu, ia menjelaskan, pinjaman kartu kredit dan pembelian kendaraan bermotor masing-masing sebesar 11,1 persen dan 5,6 persen. Survei itu juga mengindikasikan beberapa bank mulai melonggarkan batas pinjaman kartu kredit. Kondisi itu menandakan perekonomian Jawa Tengah diharapkan tumbuh lebih baik. “Ini sejalan dengan yang diekspektasikan oleh pelaku usaha yang memprediksikan perekonomian Jawa Tengah pada triwulan III tahun ini akan tumbuh lebih baik,” ujarnya.
EDI FAISOL
TERPOPULER
Florence 'Ratu SPBU' Jadi Trending Topic Dunia
Sempat Ditolak Prabowo, Suhardi Malah Dapat Pajero
UGM Akan Beri Sanksi untuk Florence 'Ratu SPBU'
Prabowo Pilih Suhardi karena Kloset Jongkok