TEMPO.CO, Jakarta - Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok menggagalkan upaya ekspor rotan dengan tujuan Cina dan Singapura. Dua belas kontainer berukuran 40 feet yang ditaksir memiliki nilai kurang-lebih Rp 1 miliar di pelabuhan itu ternyata bukan berisi barang seperti yang disebutkan dalam dokumen.
“Pada surat dokumen tertera bahwa barang yang akan dikirimkan adalah men t-shirt, ladies wear dan pajama, krey, ladies 92 persen polyster 8 persen spandex," ujar Kepala Bidang Bimbingan Kepatuhan dan Layanan Informasi (BKLI) Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok, Susila Barata, Kamis, 7 Agustus 2014. (Baca: Pengusaha Rotan Masih Kesulitan Bahan Baku)
Ia menjelaskan, mulai 2012, rotan tidak boleh lagi diekspor. Karena ada larangan tersebut, menurut dia, nilai jual rotan semakin tinggi karena keuntungannya semakin besar tanpa ada potongan bea.
Nah, karena itu, Barata menyatakan, belakangan para pengusaha nakal mulai mencari celah untuk bisa tetap mengekspor rotan Indonesia. Salah satunya, dengan menggunakan nama perusahaan lain sebagai eksportir dan memberikan dokumen pemberitahuan ekspor barang (PEB) palsu kepada pihak Bea-Cukai. (Baca: Menhut Dukung Larangan Ekspor Rotan)
Dia mengatakan, barang tersebut adalah temuan Bea-Cukai pada 2013, tapi hingga kini belum ada nama tersangka yang ditetapkan atas kejadian tersebut. Namun sudah ada perusahaan yang sedang menjalani proses sidang dan telah dibekukan izin ekspornya.
"Kalau sudah ada putusan pengadilan dan terbukti salah, kami akan cabut izin ekspor perusahaan yang dititipkan untuk melakukan ekspor oleh oknum tersebut," ujar Barata. (Baca: Aturan Ekspor Rotan Diperpanjang)
Sejak awal 2014 hingga Juli lalu, tercatat ada 58 kontainer rotan ilegal yang diekspor. Angka itu naik bila dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya mencapai 53 kontainer. Ke depan, Bea-Cukai akan membentuk program analisis intelijen. Dalam program ini, para pengawas dibekali pengetahuan mengenai tren dan pola barang yang menarik untuk diekspor.
HERMAWAN SETYANTO
Berita terpopuler:
Aneh, Arisan MMM Bisa Tawarkan Komisi 30 Persen
Sepi Pembeli, SPBU Akan Kurangi Karyawan
Solar Dibatasi, Petani Madiun Mengeluh