TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Mohamad Suleman Hidayat mengatakan tiga bulan sebelum Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II berakhir pada 20 Oktober 2014 masih ada lima pekerjaan rumah Kementerian yang harus dikebutnya. Di antara proyek yang akan digenjot pengerjaannya adalah pembangunan pabrik Pupuk Kalimantan Timur-5, pabrik Pupuk Sriwijaya II-B, revitalisasi 25 pabrik gula dalam negeri, dan pengembangan industri gas bumi di Teluk Bintuni, Papua Barat. (Baca: Penyusunan Kabinet ala Jokowi Dipuji)
"Lima program ini yang kami prioritaskan di antara yang lain, supaya nanti rapornya tidak merah. Kami juga akan sampaikan hasil kinerja ini ke presiden yang baru," kata Hidayat ketika ditemui di kantornya, Kamis, 24 Juli 2014.
Hidayat menyebut pekerjaan rumah itu menyangkut penumbuhan dan pengembangan industri baru, yakni percepatan pembangunan pabrik Pupuk Kaltim-5 yang proses pengerjaannya telah mencapai 97,96 persen. Begitu juga dengan pabrik Pupuk Sriwijaya (Pusri), yang sampai Juni 2014 proses pengerjaannya telah mencapai 58,85 persen. Revitalisasi pada industri makanan hasil laut dan perikanan juga dilakukan dengan membeli mesin peralatan baru untuk 25 pabrik gula, seperti PTPN IX, PTPN X, PG Rajawali I, PG Rajawali II, melalui sistem reimbursement. "Saya sudah kirim surat kepada Presiden SBY mengenai rancangan peraturan presiden-nya," ujarnya. (Baca: Menteri Pilihan Rakyat Dirilis Agustus Ini )
Hal selanjutnya yang segera dirampungkan adalah percepatan pembangunan kawasan industri di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah; kawasan industri di Kuala Tanjung, Sumatera Utara; dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu dan Bitung sebagai bagian dari program Penyebaran dan Pemerataan Industri di seluruh wilayah Indonesia. "Saat ini rasio pembangunan industri dari investasi yang masuk antara Pulau Jawa dan luar Jawa masih 70 : 30. Kami menargetkan, dalam empat tahun mendatang, porsi di luar Jawa lebih besar," kata Hidayat yang pernah menjabat Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia periode 2004-2008.
Prioritas kelima, tutur Hidayat, terkait dengan bantuan insentif fiskal untuk industri, yakni fasilitasi tax holiday kepada sejumlah perusahaan.
RIDHO JUN PRASETYO
Terpopuler
Mekanisme Pemilihan Kabinet Jokowi-Kalla
Gara-gara Jokowi, Album JFlow dalam Bahaya
MH17 Jatuh, Warga Belanda Usir Anak Perempuan Putin
Jokowi Ingin Perempuan Jabat Menteri Pertahanan
PKS Mengaku Setia Dampingi Prabowo