TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perdagangan mencatat kinerja ekspor kopi sepanjang kuartal I tahun 2014 lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pada Januari-April 2014, ekspor kopi hanya mencapai 98,9 ribu ton atau turun 25,3 persen dibandingkan saat yang sama pada tahun 2013.
"Sebagai salah satu komoditas prospektif, kopi memiliki capaian kinerja ekspor terendah," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak saat ditemui di kantornya, Selasa, 15 Juli 2014.
Menurut Nus, rendahnya capaian kinerja ekspor kopi ini disebabkan adanya penurunan produksi kopi sepanjang empat bulan pertama tahun 2014 ini. Musababnya, masa panen kopi baru terjadi pada sekitar bulan Juni-Juli. "Saya sudah berkoordinasi dengan Asosiasi Kopi, memang selama empat bulan ini belum panen," katanya.
Rendahnya kinerja volume ekspor kopi diiringi pula oleh rendahnya kinerja nilai ekspor kopi. Hingga April 2014, nilai ekspor kopi hanya sebesar US$ 252,6 juta atau turun 24,3 persen dari realisasi tahun lalu. Namun Nus memastikan ekspor kopi hingga akhir tahun akan kembali mencatatkan kinerja yang positif. (Baca: Tak Cuma Impor, Indonesia Juga Ekspor Pangan)
Alasannya, harga kopi diprediksi akan membaik mengingat produksi kopi di Brasil tidak akan mencapai target. "Di sana ada perubahan cuaca sehingga produksi mereka akan turun dan akan diisi oleh ekspor produk kopi kita."
AYU PRIMA SANDI
Terpopuler
Deddy Mizwar Diberi Dua Pilihan jika Main Sinetron
Hasil Pemilu Menurun, Ical Didesak Gelar Munas
BI: Jangan Kaget dengan Uang NKRI