TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance Ahmad Erani Yustika memprediksi neraca perdagangan bulan Mei 2014 cenderung masih akan defisit. Namun kecenderungan defisit itu disebut tak akan lebih dari US$ 1,5 miliar.
"Potensi defisit cukup besar baik dari sektor migas dan nonmigas," kata Erani saat dihubungi, Senin, 30 Juni 2014 malam. (baca:Defisit Ganda Ancam Posisi Rupiah )
Menurut Erani, situasi ekspor impor saat ini memang masih sulit ditebak. Namun melihat kecenderungan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat, kata Erani, kecenderungan defisit lebih besar ketimbang surplus. "Karena kecenderungan penurunan nilai tukar rupiah inilah kemungkinan defisit itu besar," kata moderator debat capres putaran kedua itu. (baca;Gubernur BI Yakin Pelemahan Rupiah Hanya Musiman )
Hari ini, Badan Pusat Statistik akan mengumumkan data neraca perdagangan atau ekspor-impor untuk bulan Mei 2014. Pada April 2014, neraca perdagangan mengalami defisit sebesar US$ 1,96 miliar. Sektor migas menyumbang defisit sebesar US$ 1,07 miliar dan US$ 0,89 miliar untuk sektor nonmigas. Defisit pada April 2014 itu menurun dari neraca perdagangan Februari 2014 yang mencatat surplus sebesar US$ 843,4 juta dan Maret 2014 juga surplus US$ 673,2 juta.
KHAIRUL ANAM
Terpopuler:
Titiek: Keluarga Cendana 100% Dukung Prabowo-Hatta
Politikus Ini Masih Sakit Hati kepada Demokrat
Gunung Sinabung Meletus, Tidak Ada Korban Jiwa
Manusia Takut Pada Sesuatu yang Mendekat
Mark Wahlberg Tertekan Bintangi Transformers