TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan hari ini memulai ekspor perdana ikan hias Botia ke Eropa. Ikan hias sebanyak 20 ribu ekor ini merupakan hasil budidaya di Banyuasin, Sumatera Selatan.
"Ekspor ikan hias Botia ini merupakan sejarah baru bagi industri ikan hias Indonesia karena merupakan hasil budidaya," kata Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Saut P. Hutagalung dalam keterangan tertulis, Jumat, 20 Juni 2014.
Menurut Saut, dengan hasil budidaya, artinya, ikan Botia ke depan dapat terus memenuhi permintaan pasar global. Sebab, ikan ini bisa diproduksi terus setiap saat. Budidaya ini sendiri merupakan kerja sama Pemerintah Kabupaten Banyuasin serta Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya Badan Litbang Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Perkembangan bisnis ikan hias sebagai salah satu produk perikanan nonkonsumsi mengalami perkembangan yang cukup pesat. Menurut Saut, nilai perdagangan produk perikanan nonkonsumsi mencapai Rp 1,7 triliun pada 2013. (Lihat pula: Pembudidaya Bekasi Pamerkan 100 Jenis Ikan Hias).
Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Achmad Poernomo mengatakan ikan hias adalah salah satu komoditas andalan yang masih memerlukan upaya pengembangan intensif. Dari sisi suplai, perkembangan ikan hias dalam tiga tahun terakhir cukup menggembirakan. "Tren produksi ikan hias terus meningkat setiap tahunnya," ujar Achmad.
Baca Juga:
Menurut data Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, produksi budidaya ikan hias pada 2012 mencapai 1,1 miliar ekor. Adapun sepanjang 2013 meningkat menjadi 1,5 miliar ekor. Wilayahnya pun tersebar di 18 provinsi di seluruh Indonesia, dengan sentra terbesar di Jawa Timur, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan DI Yogyakarta.
Dari sisi permintaan, pemasaran ikan hias Indonesia didominasi pasar luar negeri. United Nations Commodity Trade Statistics Database menyebutkan nilai ekspor ikan hias Indonesia pada 2012 meningkat US$ 21 juta atau 8 persen dari total nilai ekspor ikan hias dunia. Artinya, Indonesia memiliki posisi yang bagus di pasar, yakni peringkat kelima dunia, setelah Singapura, Spanyol, Jepang, dan Malaysia. (Baca juga: Bom Ikan Rusak 75 Persen Terumbu Karang di Malang).
AYU PRIMA SANDI
Berita utama
Khotbah Jumat, Prabowo Didoakan Jadi Presiden
BEI Tak Kenali 'Tanoesoedibjo Prabowo-Hatta'
Projo: Prabowo Harus Jelaskan Dana Ganjil di Bursa