Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Komnas HAM Sebut TNI AU Langgar HAM di Palembang  

image-gnews
Komisioner KomnasHam Natalius Pigai menemui keluarga dari Henry John Peuru tersangka pencemaran nama baik Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundajang, melakukan aksi kubur diri di depan Kantor Komnas HAM, di Latuharhari, Jakarta Pusat, (12/11). TEMPO/Dasril Roszandi
Komisioner KomnasHam Natalius Pigai menemui keluarga dari Henry John Peuru tersangka pencemaran nama baik Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundajang, melakukan aksi kubur diri di depan Kantor Komnas HAM, di Latuharhari, Jakarta Pusat, (12/11). TEMPO/Dasril Roszandi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Natalius Pigai menuding TNI Angkatan Udara melanggar hak asasi lima warga yang tinggal di RT 32, Kelurahan Sukodadi, Palembang. "Pelaku yang berasal dari TNI AU ini melakukan penembakan langsung kepada warga. Hal ini tentu saja merupakan salah satu bentuk pelanggaran HAM," ujar Natalius saat dihubungi Tempo, Ahad, 15 Juni 2014.

Natalius juga mengatakan bahwa ada dua penembakan yang dilakukan oleh TNI AU, yaitu penembakan dengan peluru hampa dari udara dan penembakan darat dengan peluru karet. Namun, kata dia, penembakan pertama dari udara adalah bentuk peringatan, sedangkan penembakan kedua yang akhirnya memakan korban adalah bentuk spontanitas.

"TNI AU sudah mengakui bahwa ada peluru mereka yang mengenai warga," kata Natalius.

Natalius menegaskan komandan pangkalan TNI AU Palembang tidak salah dalam hal ini. Ada kesalahpahaman antara warga dan TNI AU. Namun, Natalius menjelaskan, penembakan terjadi karena ketidaksengajaan. "Namun, karena ada korban inilah akhirnya komnas HAM akan mengusut tuntas pelanggaran yang dilakukan TNI AU ini," kata Natalius.

Natalius juga menjelaskan bahwa yang terjadi pada bentrok adalah kemarahan warga yang melihat prajurit TNI AU mulai mendekati tanah yang diakui milik warga. Mereka, kata Natalius, mengira akan ada pembatasan lahan yang dilakukan oleh TNI AU. Karena itu, bentrok antar keduanya tak terelakkan.

Sabtu lalu, Natalius Pigai meninjau lokasi bentrok antara warga dan TNI AU Palembang. Dalam peninjauan itu, ia menemukan belasan sisa peluru yang menyelip di antara rumput liar dan tumbuhan sawit. Dari temuan awal, Komnas memastikan adanya niat aparat untuk melukai warga.

Namun, Komandan Pangkalan Udara Palembang Letkol Pnb Sapuan Pulanggeni memastikan keberadaan anak buahnya di area bekas RT 32 di pagi hari itu bukan untuk menakuti warga yang dia sebut sebagai saudara sendiri itu. Meski demikian, dia membenarkan sempat terjadi adu mulut antara anak buahnya dan warga setempat. "Kami juga tidak tahu kalau kabarnya ada yang luka," kata Sapuan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

YOLANDA RYAN ARMINDYA

Baca juga:
Korban Bentrok dengan TNI di Palembang Dipulangkan



Berita utama
Prabowo Janji Pangkas Kebocoran Anggaran
Hatta Jadi Titik Lemah Visi Ekonomi Prabowo

Jokowi Naik Mobil ke Lokasi Debat Capres



Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


10 Desember Hari Hak Asasi Manusia Sedunia, Ini Isi Deklarasinya

10 Desember 2023

Aktivis Hak Asasi Manusia, Suciwati, istri dari Munir Said Thalib memberikan orasi saat Peringatan 19 Tahun Pembunuhan Munir di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Kamis 7 September 2023. Kasus pembunuhan terhadap Munir adalah kasus yang sangat penting untuk terus diperingati dan diperjuangkan keadilannya hingga tuntas, sampai dalangnya diproses hukum. TEMPO/Subekti.
10 Desember Hari Hak Asasi Manusia Sedunia, Ini Isi Deklarasinya

Peringatan Hari Hak Asasi Manusia Sedunia ke-75 menghadirkan tema dan konsep berbeda di Indonesia, berikut ini tema dan isi deklarasinya.


Suciwati Gugat Kebungkaman Jokowi dan Partai Politik dalam Kasus Munir dan Pelanggaran HAM

22 September 2022

Istri almarhum Munir, Suciwati, memberikan keterangan terkait dengan 14 tahun terbunuhnya Munir di Jakarta, Jumat, 7 September 2018. Suciwati dan sejumlah pegiat HAM mendesak Presiden dan Kapolri segera mengungkap konspirasi pembunuhan tokoh HAM itu. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Suciwati Gugat Kebungkaman Jokowi dan Partai Politik dalam Kasus Munir dan Pelanggaran HAM

Mengapa Suciwati kecewa cara penyelesaikan kasus pembunuhan Munir dan pelanggaran HAM berat lain di era Jokowi?


Terjebak Lingkaran Setan Binary Option

2 Februari 2022

Terjebak Lingkaran Setan Binary Option

Para investor atau trader binary option merugi akibat skema perjudian berkedok investasi itu.


Awas, Kejahatan Kebencian Bisa Berujung Fatal

28 November 2021

Ilustrasi Pengeroyokan.
Awas, Kejahatan Kebencian Bisa Berujung Fatal

Kejahatan bisa terjadi kapan saja. Kewaspadaan amat penting, terlebih adanya kejahatan kebencian yang bisa tak terduga, bahkan terhadap aparat.


Jejak Milisi RSF Sudan yang Diduga Membuang Mayat ke Sungai Nil

7 Juni 2019

Pemimpin milisi RSF di Sudan, Mohamed Hamdan Dagalo atau Hemeti. [AL JAZEERA]
Jejak Milisi RSF Sudan yang Diduga Membuang Mayat ke Sungai Nil

Dalam perang di Yaman tahun 2015, milisi RSF di Sudan dikirim ke Yaman dan mendapat dukungan, uang dan senjata, dari Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.


Komnas HAM Temukan Praktik Pasung Disabilitas Mental di Panti

12 Desember 2018

Ilustrasi pasung. Shutterstock
Komnas HAM Temukan Praktik Pasung Disabilitas Mental di Panti

Masih ada panti sosial yang menerapkan praktik pemasungan dan kurungan terhadap penyandang disabilitas mental.


Komnas HAM Minta Polisi Hati-hati Sikapi Kondisi di Mimika, Papua

14 November 2017

Akhirilah Kekerasan Negara di Papua
Komnas HAM Minta Polisi Hati-hati Sikapi Kondisi di Mimika, Papua

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia berharap kepolisian bertindak hati-hati menyikapi kondisi yang tengah terjadi di Mimika, Papua.


Polisi Minta Bubar, Demonstran Mahasiswa Mengaji

20 Oktober 2017

Ribuan mahasiswa berdemonstrasi di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, 20 Oktober 2017. Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia hadir dalam rangka mengevaluasi tiga tahun masa kepemimpinan Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla. Tempo/Adam Prireza
Polisi Minta Bubar, Demonstran Mahasiswa Mengaji

Aliansi mahasiswa tetap demonstrasi meski waktu penyampaian pendapat sudah melebihi batas, yakni hingga pukul 18.00.


Anggota Komnas HAM Terpilih Janji Selesaikan Kasus Munir

4 Oktober 2017

Mohammad Choirul Anam. ANTARA FOTO
Anggota Komnas HAM Terpilih Janji Selesaikan Kasus Munir

Anggota Komnas HAM terpilih Muhammad Choirul Anam menyatakan komitmennya membongkar kasus pembunuhan Munir.


Alasan Polisi Pakai Water Canon Bubarkan Pengepung LBH Jakarta

18 September 2017

Petugas kepolisian berlindung dari serangan massa yang mengepung Gedung LBH, Jakarta, 18 September 2017. Polisi terpaksa menembakkan gas air mata saat massa mulai ricuh dan memaksa merangsek masuk ke dalam gedung LBH Jakarta. TEMPO/Subekti.
Alasan Polisi Pakai Water Canon Bubarkan Pengepung LBH Jakarta

Kapolda Metro Jaya ungkap alasan polisi menggunakan water
canon untuk membubarkan massa yang mengepung kantor LBH
Jakarta, Senin dinihari.