TEMPO.CO, Malang - Rumah penggemukan sapi Agrisatwa, Gondanglegi, Kabupaten Malang, mendapat pasokan sekitar dua ribu sapi impor dari Australia sejak dua hari lalu. Persediaan sapi yang melimpah membuat harga sapi di Kota Malang anjlok dari Rp 44 ribu menjadi Rp 38 ribu.
"Tak ada kenaikan konsumsi daging," kata Direktur Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Malang, Djoko Sudadi, Selasa, 10 Juni 2014. Padahal, menjelang bulan Ramadan harga berbagai kebutuhan pokok justru naik. Namun, ia memperkirakan harga sapi akan naik mendekati Lebaran mendatang.
Setiap hari, RPH Kota Malang memotong sebanyak 40 ekor sapi, 10 di antaranya sapi impor. Tahun ini, Jawa Timur merencanakan impor satu juta ekor sapi betina. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas bibit sapi lokal. Sapi betina impor akan disilangkan dengan sapi lokal.
Populasi sapi di Kabupaten Malang sebanyak 116 ribu ekor, 60 ribu di antaranya sapi potong. Rendahnya populasi sapi ini, menyebabkan para pedagang kesulitan menjaga pasokan di Malang. Penambahan sapi impor ikut menstabilkan harga dan pasokan sapi. (Baca: Peternak Minta Impor Daging Sapi Dibatasi)
Ketua Himpunan Pedagang Muslim Indonesia Seksi Jagal Kota Malang, Abu Hasan, menjelaskan sapi impor dibutuhkan untuk menjaga harga sapi tetap stabil. Sebab, sejak impor sapi dihentikan dua tahun lalu, harga sapi potong per ekor terus naik. Sapi berbobot 23 kwintal sebelumnya Rp 9 juta naik menjadi Rp 13 juta. Sehingga, harga sapi di pasaran tak terjangkau. Akibatnya pedagang sapi merugi. "Setahun saya rugi Rp 100 juta," katanya.
Selama ini Abu Hasan memasok sapi ke pedagang daging di pasar tradisional Kota Malang. Sapi dipasok dari sejumlah sentra peternakan sapi di Gondanglegi, Dampit, Singosari, Lawang, dan Tumpang. (Baca: Stok Daging Sapi Menjelang Lebaran Aman)
EKO WIDIANTO
Terpopuler:
Valid, Surat Rekomendasi Pemecatan Prabowo
Jawab Roy Suryo via BBM, Ahok: Bro Kenapa Somasi?
Takmir Masjid Sesalkan Isi Pengajian Jafar Umar
Debat Capres Masih Gunakan Strategi 5-3-2
Ahok Mulai Blusukan ala Jokowi