Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pulang Magang dari Jepang, Nelayan Pilih Ngojek  

Editor

Zed abidien

image-gnews
Ilustrasi nelayan. TEMPO/Dhemas Reviyanto Atmodjo
Ilustrasi nelayan. TEMPO/Dhemas Reviyanto Atmodjo
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat Jafar Ismail mengatakan nyaris semua nelayan magang ke Jepang yang dibiayai oleh Asosiasi Perikanan Kota Ishinomaki, Jepang, tidak ada yang bekerja di sektor perikanan setelah kembali ke Indonesia.

"Memang tidak ada satu pun yang jadi nelayan. Pulang ke sini, punya uang, jadi tukang ojek," kata Jafar di sela pelepasan Magang Nelayan Jepang Angkatan VII di Gedung Sate, Bandung, Rabu, 4 Juni 2014.

Peserta magang nelayan Jawa Barat ke Jepang sudah dimulai sejak 2007. Peserta magang terdiri atas nelayan dan siswa sekolah kejuruan sektor perikanan di kawasan pantura. Setiap bulan mereka mengantungi penghasilan bersih Rp 8 juta, yang separuhnya diwajibkan ditabung. Sejak angkatan pertama, sudah 84 orang yang mengikuti program magang itu. Jafar mengatakan kendati punya modal hasil magang, mereka memilih mengojek gara-gara tidak punya modal membeli kapal.

Jafar mengatakan mulai tahun ini pemerintah Jawa Barat mengumpulkan peserta magang yang baru pulang dari Jepang dan memodali mereka dengan kapal penangkap ikan ukuran 35 Gross Ton agar mereka mau bekerja di sektor perikanan. Satu kapal yang harganya Rp 1,5 miliar itu akan dioperasikan berkelompok, antara 15-20 orang, di bawah pengawasan salah satu sekolah menengah kejuruan yang ditunjuk pemerintah. "Diharapkan tidak hanya buat nelayan, tapi siswanya bisa ikut praktek," kata dia.

Dia berharap para nelayan yang selesai magang di Jepang itu bisa menularkan ilmunya pada nelayan di tempat asalnya. Jafar mengatakan nelayan di Jawa Barat harus didorong untuk memperluas daerah pencarian ikan menggunakan perahu ukuran besar agar menjangkau wilayah laut dalam.

Jafar menuturkan saat ini terdapat 24 ribu alat tangkap ikan yang dimiliki oleh 98 ribu nelayan di Jawa Barat. Hanya 5 persen dari alat tangkap itu merupakan kapal ikan besar dengan ukuran di atas 15 Gross Ton. Selebihnya merupakan kapal nelayan tradisional berukuran kecil dengan daya jelajah rata-rata hanya 12 mil laut.

Asisten Daerah Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Jawa Barat Ahmad Hadadi mengatakan pemerintah tengah menyiapkan program pembenahan pelabuhan penangkapan ikan agar kapal besar bisa bersandar. "Sekarang itu yang harus direvitalisasi agar kapal besar bisa masuk. Itu pun kalau kita ingin tangkap ikannya lebih banyak," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hadadi mengatakan di Jawa Barat terdapat 80 Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) dan dua Pelabuhan Perikanan Pantai yang tersebar di pantai utara dan selatan Jawa Barat. Sejumlah program pembenahan pelabuhan ikan agar bisa bersandar bakal digarap tahun ini. Di antaranya pengerukan pelabuhan di Pangandaran. Pemerintah Jawa Barat masih meneruskan program hibah kapal penangkap ikan berukuran 30 Gross Ton pada kelompok nelayan. Tahun ini saja ada sepuluh kapal yang akan dibagikan pada nelayan di pantai utara dan selatan Jawa Barat.

Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengakui masih banyak hal yang mesti dibenahi untuk mendongkrak produktivitas nelayan di Jawa Barat. Di antaranya soal keterampilan dan pengetahuan, peralatan, serta pelabuhannya. Di pantai selatan Jawa Barat misalnya, potensi ikan tangkapnya belum tergarap. "Pengembangan selatan yang berat. Ombaknya gede, tapi ikannya lebih banyak," kata dia.

Perwakilan Asosiasi Perikanan Ishinomaki, Tokahiro Akabe, mengatakan peserta magang di Jepang diberi pelajaran soal teknik perkapalan, pengolahan, serta pengemasan ikan. "Setiap peserta magang akan belajar selama 3 tahun," kata dia.

Tahun ini baru sepuluh peserta nelayan magang yang dikirim ke Jepang, dari 32 peserta yang lolos seleksi. Sebagian besar lulusan sekolah menengah kejuruan, sisanya nelayan.

AHMAD FIKRI

Berita lain:
Hal yang Akan Terjadi Jika Jins Tak Pernah Dicuci
Ditabrak Kereta, Direktur BNPB Kritis
Rekening Dana Kampanye Jokowi Hanya Tiga
SBY Sebut Kinerja Sepuluh Kementerian Buruk
PKB Bangkalan Bantah Dukung Prabowo
Gelar 'Revolusi Wangi' Trio Lestari tanpa Jokowi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

4 hari lalu

Direktur Walhi Jawa Tengah Fahmi Bastian. Foto dok.: Walhi
Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.


Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

8 hari lalu

Ilustrasi nelayan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.


Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

16 hari lalu

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam acara Pertemuan Nasional Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial di Kantor KKP, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang
Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.


Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

26 hari lalu

Dua orang anak bermain di lokasi  kapal mengangkut imigran etnis Rohingya yang mendarat di pantai desa  Ie Meule, kecamatan Suka Jaya, Pulau Sabang, Aceh, Sabtu 2 Desember 2023.  Sebanyak 139 imigran etnis Rohingya terdiri dari laki laki,  perempuan dewasa dan anak anak menumpang kapal kayu kembali mendarat di Pulau Sabang, sehingga total jumlah imigran di Aceh tercatat  sebanyak 1.223 orang. ANTARA FOTO/Ampelsa
Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka


Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

28 hari lalu

Delapan awak kapal WNI di  kapal kargo di Taiwan, 28 Oktober 2022. (ANTARA FOTO/FAHMI FAHMAL SUKARDI)
Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.


Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

29 hari lalu

Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, membuat program Dedikasi Kukar Idaman untuk para nelayan dan pembudidaya ikan di Kecamatan Anggana.


Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi di Laut Selatan, Nelayan Sukabumi Terdampar di Garut

29 hari lalu

Sejumlah perahu nelayan tertambat di dermaga Cilaut Eureun, Pantai Santolo, Garut, Jawa Barat, (1/1). TEMPO/Prima Mulia
Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi di Laut Selatan, Nelayan Sukabumi Terdampar di Garut

Polairud Polres Garut yang sedang mencari seorang nelayan setempat kini ketambahan mencari seorang lagi asal Sukabumi sesama korban gelombang tinggi.


Angin Kencang dan Gelombang Laut Tinggi, Nelayan Garut Tak Bisa Melaut

30 hari lalu

Penjabat Bupati Garut Barnas Adjidin meninjau daerah yang terdampak gelombang tinggi dan angin kencang di Pantai Rancabuaya, Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (16/3/2024). ANTARA/HO-Diskominfo Garut
Angin Kencang dan Gelombang Laut Tinggi, Nelayan Garut Tak Bisa Melaut

Angin kencang dan gelombang laut tinggi mengakibatkan sejumlah nelayan Garut, Jawa Barat, tak bisa melaut. Karena dinilai dapat membahayakan jiwa.


Kapal Pencari Ikan Terbalik di Perairan Selayar, 24 Nelayan Belum Ditemukan

34 hari lalu

Sejumlah penyelam melakukan proses penenggelaman Kapal Angkatan Laut (KAL) Tabuhan II-5-25 di Pantai Bangsring, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis 25 Januari 2024. Tiga kapal yakni KAL Tabuhan, Patkamla Baluran dan Patkamla Mustaka yang usianya sudah tua dan tidak efektif lagi untuk melaksanakan tugas operasi pengamanan, ditenggelamkan oleh Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Banyuwangi di kawasan Pantai Bangsring sebagai upaya mendukung konservasi yang dijadikan rumah bagi biota laut. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Kapal Pencari Ikan Terbalik di Perairan Selayar, 24 Nelayan Belum Ditemukan

Basarnas masih mencari 24 penumpang kapal Dewi Jaya 2 yang terbalik di perairan Selayar sejak Sabtu dinihari 9 Maret 2024.


Presiden Filipina Waswas Angkatan Laut Cina Ada di Laut Cina Selatan

47 hari lalu

Bendera Filipina berkibar dari BRP Sierra Madre, sebuah kapal Angkatan Laut Filipina yang kandas sejak 1999 dan menjadi detasemen militer Filipina di Second Thomas Shoal yang disengketakan, bagian dari Kepulauan Spratly, di Laut Cina Selatan, 29 Maret 2014. REUTERS  /Erik De Castro
Presiden Filipina Waswas Angkatan Laut Cina Ada di Laut Cina Selatan

Presiden Filipina memastikan meski Angkatan Laut Cina berada di Laut Cina Selatan, hal itu tidak akan membuatnya gentar.