TEMPO.CO, Bandung - Anggaran Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2014 dipangkas dari Rp 16,26 triliun menjadi sekitar Rp 12 triliun saja. Menghadapi pemotongan itu, Menteri Energi Jero Wacik mengatakan akan mengaturnya agar program konversi bahan bakar minyak ke bahan bakar gas tetap berjalan.
Jero Wacik mengatakan pemotongan anggaran belanja diprioritaskan pada hal-hal yang tidak berurusan langsung dengan rakyat. Misalnya pembangunan gedung. Menurut dia, pembangunan gedung masih bisa dilakukan pada tahun-tahun selanjutnya. "Kalau gedung ditunda tahun depan itu masih boleh, tetapi pembangunan pipa gas dan listrik di desa harus tetap berjalan," ujarnya saat ditemui di Museum Geologi Bandung, Sabtu, 24 Mei 2014.
Jero Wacik menilai pemangkasan anggaran belanja tidak akan mengganggu program-program yang ditujukan untuk kepentingan rakyat. "Pokoknya program untuk rakyat didahulukan," katanya.
Sebelumnya Menteri Perindustrian Mohamad Suleman Hidayat memutuskan untuk menghapus program pembagian converter kit gratis pada tahun ini. Hal ini dilakukan menyusul pemangkasan anggaran kementerian yang mencapai 24 persen. Anggaran belanja Kementerian Perindustrian yang sebesar Rp 2,922 triliun dipangkas sebesar Rp 700,36 miliar.
Hidayat menjelaskan Kementerian memutuskan untuk tidak membagikan converter kit karena program tersebut dinilai belum efektif di lapangan. Hal ini dapat dilihat dari minimnya infrastruktur pendukung, yaitu stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) yang dibangun oleh Pertamina. "SPBG di di ibu kota saja masih sedikit sekali, apalagi di luar ibu kota," ujarnya.
Program bagi-bagi gratis converter kit ini, menurut Hidayat, sebenarnya bagian dari embrio untuk mengembangkan mobil berbahan bakar gas di Indonesia. "Kalau SPBG-nya saja belum ada, mana mungkin orang akan beralih dari bahan bakar minyak ke bahan bakar gas," ujar Hidayat.
RISANTI | AMIR TEJO