TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia Yuki Nugraha mengaku kaget dengan pemberitaan pencopotan jabatan Syahril Japarin sebagai Direktur Utama PT Pelni (Persero). Menurut dia, Syahril adalah sosok yang baik dan mumpuni untuk memimpin PT Pelni. "Saya mengenal sosok Pak Syahril bagus dan baik. Saya tidak mengerti apa yang terjadi," ujar Yuki yang dihubungi Tempo, Rabu, 21 Mei 2014.
Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan mencopot Syahril Japarin dari jabatannya dan menyerahkan tampuk kepemimpinan PT Pelni kepada Sulistyo Wimbo Hardjito. Syahril dicopot karena kinerja keuangan perusahaan PT Pelni terus memburuk di bawah kepemimpinannya. Selain Syahril Japarin yang dicopot, ada juga Setyobudi Santosa, Direktur Operasional PT Pelni. Posisi Setyobudi kini digantikan Elfin Guntoro.
Yuki Nugraha mengaku tidak memiliki hubungan dagang dengan Syahril Japarin. Ia bercerita, terakhir kali dirinya bertemu dengan Syahril adalah saat berdiskusi tentang rencana pengalihan dua kapal penumpang milik PT Pelni menjadi kapal barang. "Saya cukup mendukung saat itu. Saya pikir beliau harusnya mampu," tutur Yuki.
Yuki menyayangkan pencopotan Syahril. Menurut dia, kinerja Syahril Japarin di PT Pelni memang cukup berat setahun lalu. "Sayang, beliau baru satu tahun. Dulu berat mengurus Djakarta Llyod, begitu masuk Pelni juga sudah cukup berat," katanya.
Menurut Yuki, Syahril pimpin PT Pelni secara efektif mulai Juni 2013. Ketika itu, PT Pelni sudah mengalami kerugian Rp 200 miliar. Selain itu, ada lagi beban berat, menurut Yuki, yang mau tak mau harus ditanggung Syahril Japarin pada awal kepemimpinannya, yaitu rugi kurs pinjaman tahun 2007, pajak spin off anak usaha, dan kenaikan harga BBM. "Saya rasa itu cukup berat, tapi saya yakin saat itu konsep-konsepnya bagus," ujar Yuki.
Sebelum di PT Pelni, Syahril pernah menjabat Presiden Direktur PDAM Kota Pontianak, Direktur Utama PT Aetra Air Jakarta, dan Direktur Utama PT Djakarta Llyod. Dari perjalanan kariernya, Syahril terkenal dalam menangani perusahaan-perusahaan yang terpuruk di bidang keuangan, misalnya PT Djakarta Llyod.
PUTRIADITYOWATI
Berita lain:
Mahfud Dijanjikan Jabatan Lebih dari Menteri
Jokowi atau Prabowo, Ahok: Aku Rapopo
Peraih Nilai UN Tertinggi Hanya Belajar di Rumah