TEMPO.CO, Surakarta - Penutupan pabrik rokok milik PT HM Sampoerna Tbk di Lumajang dan Jember, Jawa Timur, diyakini akan berdampak pada industri rokok lainnya. Pimpinan Cabang Serikat Pekerja Rokok Tembakau Makanan-Minuman Surakarta Ahmad Yasir mengungkapkan nasib industri rokok, khususnya yang berskala kecil, kini tinggal menunggu waktu.
“Jika industri rokok besar seperti Sampoerna saja menutup salah satu pabrik, industri kecil tinggal menunggu waktu,” ujar Achmad, Selasa, 20 Mei 2014. Saat ini sudah ada sejumlah industri rokok di Surakarta yang tutup setelah pemberlakuan pajak 10 persen yang harus dibayar kepada pemerintah daerah. “Apalagi masih ada kewajiban industri membeli pita cukai rokok yang harganya terus naik.”
Sedangkan untuk menaikkan harga jual produk juga bukan perkara gampang karena masyarakat sangat sensitif dengan kenaikan harga. “Untuk menaikkan harga jual 3-5 persen saja sangat sulit,” tuturnya. (Baca: Konsumsi Rokok Kretek Terus Turun)
Menurut dia, ada pabrik rokok yang tutup karena tidak seimbang antara pendapatan dan biaya operasional. “Jika terus merugi, untuk apa tetap beroperasi. Lebih baik ditutup sekalian,” ucap Achmad. (Baca: Sampoerna Beralih ke Kretek Mesin, CT Anggap Wajar)
Ia menjelaskan bangkrutnya salah satu pabrik Sampoerna disebabkan industri rokok nasional semakin terjepit. Hal ini juga dipicu oleh sikap pemerintah yang tak mendukung keberlangsungan industri tersebut. “Kepada masyarakat selalu disampaikan bahwa merokok berbahaya bagi kesehatan. Sedangkan di internal, banyak regulasi yang menyulitkan industri rokok,” katanya.
Akhir pekan lalu, HM Sampoerna mengumumkan telah merumahkan 4.900 karyawannya akibat dua pabrik di Lumajang dan Jember, Jawa Timur, ditutup. Juru bicara Sampoerna, Maharani Subandhi, mengatakan langkah itu dilakukan akibat menurunnya pasar produk sigaret kretek tangan. Tahun lalu volume penjualan sigaret kretek tangan turun 13 persen, dan pada kuartal satu tahun ini turun lebih dalam sebesar 16,1 persen.
UKKY PRIMARTANTYO
Berita terpopuler:
Jadi Cawapres, Ini Daftar Kebijakan Kontroversi JK
Profil Wisnu Tjandra, Bos Artha Graha yang Hilang
Inanike, Pramugari Garuda yang Salat di Pesawat