TEMPO.CO, Jakarta - PT Perusahaan gas Negara Tbk (PGAS) akan menerbitkan surat utang berdenominasi mata uang dolar Amerika Serikat senilai US$1,350 miliar. Direktur Utama PGN Hendi Prio Santoso mengatakan, penerbitan surat utang ini untuk memperkuat strategi bisnis jangka panjang. “Suku bunganya tetap sebesar 5,125 persen per tahun dan jatuh tempo pada 16 Mei 2024,” kata dia dalam publikasi resmi, Selasa 20 Mei 2014.
Hendi mengungkapkan, penerbitan tersebut tidak memerlukan persetujuan pemegang saham. Musababnya tidak melebihi batas ekuitas perseroan. Pembeli awal surat utang, sekaligus bertindak sebagai joint book runner dan joint lead managers, adalah Australia and New Zealand Banking Group Limited, JP Morgan Securities Plc, Standard Chartered Bank, PT Bahana Securities, dan PT Danareksa Sekuritas. (Lihat juga : Dahlan: PGN Tak Jadi Akuisisi Pertagas)
Baca Juga:
Perseroan telah menandatangani perjanjian dengan pembeli awal pada 12 Mei 2014. Pada 16 Mei 2014, perseroan telah menawarkan surat utang kepada pembeli institusional di Amerika Serikat dan investor di luar wilayah AS.
Akhir Desember 2013, total ekuitas perseroan sekitar US$2,727 miliar, aset tercatat US$4,363 miliar, dan liabilitas US$1,635 miliar. Dana hasil obligasi untuk memenuhi anggaran belanja modal, kebutuhan modal kerja, serta keperluan umum perseroan. (Baca juga : Juli, PGN Operasikan FSRU Lampung)
Penerbitan surat utang ini telah dikaji oleh penilai independen, Truscel dengan hasil laporannya bahwa bunga surat utang yang ditawarkan di bawah suku bunga dari surat utang negara Indonesia, yakni 5,875 persen. Artinya, perseroan memeroleh keuntungan penghematan beban suku bunga 0,75 persen per tahun.
Dengan penawaran surat utang ini, rasio utang terhadap ekuitas (DER) perseroan sekitar 104 persen. Angka itu masih di bawah di antara industri sejenis sekitar 69 persen-186 persen.
ANANDA PUTRI
Terpopuler :
Chairul Tanjung Larang Pembelian Kendaraan Dinas
Lebaran, PU Prediksi 20 Juli Pantura Macet Hebat
Ekonomi Melambat, Konversi BBM Tetap On Track