TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Budi Gunadi Sadikin mengatakan Bank Mandiri belum merasa memiliki kebutuhan untuk punya satelit komunikasi sendiri. Ia mengatakan sementara waktu Bank Mandiri masih akan menggunakan provider dalam kaitan kebutuhan komunikasinya.
"Mungkin kami belum ke sana, ya, kami masih pakai provider saja karena cabang kami tidak sebanyak PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk," kata Budi seusai meresmikan Mandiri Institute di Hotel Four Season Jakarta, Senin, 12 Mei 2014. (Baca juga: Akuisisi Batal, Mandiri dan BTN Ubah Agenda RUPSLB)
Ia mengatakan jumlah cabangnya yang tidak sebanyak milik BRI membuat Mandiri belum merasa perlu melakukan pembelian satelit seperti yang dilakukan Bank BRI.
Akhir April lalu, Bank BRI melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) mengenai peluncuran satelit perdananya yang diberi nama BRIsat. Direktur Utama BRI Sofyan Basir mengatakan peluncuran akan dilakukan pada Juni 2016 mendatang.
Ia mengatakan satelit seharga US$ 250 juta itu dibutuhkan BRI sebagai sarana komunikasi yang menghubungkan kantor pusat, wilayah, kantor cabang di seluruh Indonesia, dan jaringannya di luar negeri. (Lihat juga: Dahlan Nilai Kontroversi Satelit BRI Adalah Fitnah)
Ia mengatakan, dengan memiliki satelit sendiri, pelayanan perbankan akan menjadi lebih baik. "Selama ini, kalau ATM mati, orang berpikir kesalahan ada di BRI. Padahal itu dari penyedia satelitnya," kata Sofyan Basir dua pekan lalu.
Saat ini BRI masih menyewa 23 transponder dari sembilan penyedia layanan untuk mengoperasikan sistem teknologi di 9.000 jaringan kantor dan 100 ribu jaringan e-channel.
MAYA NAWANGWULAN
Terpopuler :
Jokowi Jadi Presiden, Dahlan: Harga BBM Tetap Naik
Kenapa Pekan Ini Penting Bagi IHSG?
Dahlan: PGN Tak Jadi Akuisisi Pertagas