TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Ekonom Standard Chartered Bank, Fauzi Ichsan, menyayangkan pertumbuhan ekonomi belum bisa menurunkan tingkat pengangguran secara signifikan. Salah satunya karena investasi di dalam negeri masih lebih banyak yang berorientasi pada industri padat modal.
“Dengan kondisi ini, maka industri yang ada tidak menyerap tenaga kerja dengan sempurna,” ujar Fauzi ketika dihubungi, Selasa, 6 Mei 2014. Apalagi, kebijakan menaikkan Upah Minimum Provinsi tidak disertai dengan bertambahnya produktivitas buruh. (Baca: Kuartal I 2014, Ekonomi Bertumbuh 5,21 Persen)
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan hingga Februari lalu sebanyak 7,15 juta orang dari 125,3 juta angkatan kerja di Indonesia masih menganggur. Jumlah pengangguran itu memang menurun dibanding Agustus 2013 yang tercatat sebanyak 7,41 juta orang. (Baca: Target Pertumbuhan Ekonomi 2015 5,5–6,3 Persen)
“Pada Februari 2014 jumlah tingkat pengangguran terbuka sebanyak 7,20 orang. Jumlah penduduk yang bekerja 118,17 juta orang, meningkat dibandingkan Februari 2013 sebanyak 116,4 juta orang,” kata Kepala BPS, Suryamin, dalam konferensi pers di kantornya, Senin lalu.
Berdasarkan struktur lapangan pekerjaan, BPS mencatat tidak terjadi perubahan. Sektor pertanian, perdagangan, jasa kemasyarakatan dan industri masih menjadi penyumbang terbesar penyerapan tenaga kerja. Penyerapa tenaga kerja masih didominasi pekerja berpendidikan rendah (SMP kebawah) 76,4 juta orang atau 64,63 persen. Sementara pekerja berpendidikan tinggi (Diploma dan Universitas) hanya sekitar 12 juta orang.
TRI ARTINING PUTRI
Berita terpopuler:
Dahlan Iskan Angkat Deputi Menteri Berusia Muda
Bikin RTV, Bisnis Peter Sondakh Kian Menggurita
Samsung Harus Bayar Denda ke Apple Rp 1,4 Triliun