TEMPO.CO, Jakarta - Minimnya sentimen dari eksternal dan internal membuat indeks saham bergerak cenderung melemah. Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia hari ini, 6 Mei 2014, terkoreksi 8,03 poin (0,17 persen) ke level 4.834,46. Indeks mengikuti bursa regional Asia yang juga cenderung bergerak melemah.
Transaksi perdagangan berlangsung sepi dengan volume sekitar Rp 3 triliun dalam 146 ribu kali transaksi. Sementara itu, investor asing mencatat pembelian bersih Rp 100 miliar.
Analis dari PT Recapital Securities, Agustini Hamid, mengatakan pelaku pasar mulai kehilangan gairah investasi dan cenderung menahan diri dalam melakukan aksi beli. "Mereka masih melihat dan menunggu perkembangan terbaru karena sentimen dan data-data ekonomi dari eksternal maupun internal yang muncul belakangan ini cenderung mengecewakan."
Rilis Badan Pusat Statistik menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal pertama 2014 tumbuh 5,2 persen. Angka ini dinilai jauh dari ekspektasi para ekonom dan target pemerintah di level 5,7-5,8 persen. Artinya, untuk tetap mencapai target itu, pemerintah harus menggenjot pertumbuhan hingga mencapai rata-rata enam persen pada tiga kuartal ke depan.
Sebelumnya, rilis data inflasi dan neraca perdagangan yang mengalami surplus sudah diantisipasi pelaku pasar. Meski dari sisi perdagangan membaik, namun lebih disebabkan oleh turunnya impor ketimbang naiknya ekspor. "Kebijakan pemerintah melakukan pelarangan ekspor mineral mentah adalah salah satu penyebab turunnya ekspor," ujar Agustini.
Menurut Agustini, sebagai negara yang mengandalkan ekspor barang komoditas, kebijakan tersebut cukup memukul sektor mineral. Apalagi, harga komoditas di kuartal pertama tidak terlalu menggembirakan lantaran ekonomi Cina mulai melambat. Cina adalah salah satu pengimpor terbesar produk komoditas asal Indonesia.
Dengan kondisi makro ekonomi yang mulai melambat, pelaku pasar tampaknya belum akan berani mengambil risiko investasi lebih lanjut. "Kekecewaan tersebut akan membuat pelaku pasar tinggal berharap pada sentimen pemilihan presiden," tutup Agustini.
PDAT | M. AZHAR
Berita Lain:
Herawati Boediono Rayu Pengunjung Pameran
Akuisisi Batal, Mandiri dan BTN Ubah Agenda RUPSLB
Bappenas: Genjot Pertumbuhan di 3 Kuartal Berikut
KPI Lalai Awasi Perubahan Nama Stasiun Televisi