TEMPO.CO, Jakarta - Kawasan Berikat Nusantara (KBN) berencana membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 2 x 1000 megawatt (MW) pada 2015. Direktur Utama Kawasan Berikat Nusantara, Sattar Taba, mengatakan proyek ini akan dikerjakan melalui konsorsium dengan menggandeng perusahaan asing. Nilai investasi proyek ini Rp 20- Rp 30 triliun. “Ada empat perusahaan, beberapa diantaranya investor dari dari Cina. Sekarang lahan kami sedang dalam tahap reklamasi seluas 150 ha (hektare), " katanya di Jakarta, Selasa, 8 April 2014.
Dalam konsursium itu, ia berharap KBN mendapat bagian saham 10-15 persen dari pemberian hak penggunaan lahan. Dibutuhkan dana sekitar Rp 3 trilun untuk melakukan reklamasi. “Nanti PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang jadi off taker-nya (pembelinya) untuk memenuhi kebutuhan listrik di Jakarta dan Jawa."
Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan mengapresiasi rencana pembangunan pembangkit listrik tersebut. Mantan Direktur Utama PT PLN ini menyatakan rencana itu merupakan respons atas kekecewaannya terhadap lambatnya pengembangan PLTU Batang 2 x 1.000 MW di Batang, Jawa Tengah. "Saya agak jengkel soal PLTU Batang yang sampai sekarang belum rampung, meskipun menggunakan skema public private partnership," ujarnya.
Untuk itu, Dahlan menilai pembangunan PLTU Cakung tersebut akan lebih mudah karena faktor penting seperti lahan, pendanaan, dan calon pembeli hasil produksi listriknya sudah tersedia. “Karena kita tahu kalau hanya mengandalkan PLN untuk membangun pembangkit itu sangat terbatas pendanaaanya," katanya.
ANANDA PUTRI
Topik terhangat:
MH370 | Kampanye 2014 | Jokowi | Prabowo | Lumpur Lapindo
Berita terpopuler:
Anas 'Tabuh Genderang Perang' Lawan SBY
Cara Jokowi Jelaskan Kasus Busway Karatan
Prabowo Bilang Pemimpin Jakarta Penipu, Ahok: Termasuk Saya Dong